Liputan6.com, Jakarta - Kontrak Berjangka Surat Utang Negara (KBSUN) atau dikenal Indonesia Government Bond Futures (IGBF) resmi meluncur pada Senin (8/5/2017).
Instrumen tersebut bersifat lindung nilai sehingga mengurangi risiko pada investasi Surat Utang Negara (SUN) bagi bank, reksa dana, investor konstitusional, dana pensiunan, dan perusahaan asuransi.
Dalam keterangan tertulis PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/5/2017), sebagai tahap awal aset dasar yang digunakan ialah SUN dengan seri acuan 5 tahun dan 10 tahun.
Saat ini, outstanding surat utang di BEI sampai Maret 2017 mencapai Rp 2.216 triliun yang terdiri dari 85,33 persen SUN dan 14,62 persen obligasi korporasi.
Baca Juga
Advertisement
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya mengatakan, kontrak berjangka yang diluncurkan ini dapat menjadi sarana lindung nilai bagi investor. Khususnya, investor yang berinvestasi di pasar utang dari kenaikan yield atau pun penurunan harga.
Dia menambahkan, KBSUN akan menambah ragam produk investasi di pasar modal serta meningkatkan likuiditas di pasar surat utang.
Produk ini merupakan pengembangan dari Tim Pengembangan Pasar Surat Utang (TPPSU) yang terdiri dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu), Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI).
Produk ini juga didukung oleh Anggota Bursa Derivatif yang mempersiapkan sarana dan prasarana untuk mendukung perdagangan KBSUN.
Anggota Bursa yang berpartisipasi adalah Binaartha Sekuritas, Henan Putihrai Sekuritas, Nikko Sekuritas Indonesia, Pacific 2000 Sekuritas, RHB Sekuritas Indonesia, Trimegah Sekuritas Indonesia, Universal Broker Sekuritas Indonesia, dan Valbury Sekuritas Indonesia.
Produk ini juga didukung dengan aturan yang mengatur perdagangan, serta peraturan kliring dan penjaminannya yang telah disetujui oleh OJK.
Terkait dengan perdagangan KBSUN, BEI dan KPEI akan menggunakan existing system yaitu JATS Next-G Multimarket dan Sistem Kliring Derivatif (SKD) dan Standard Portfolio Analysis of Risk (SPAN) yang dapat melakukan proses kliring dan manajemen risiko secara realtime. Sedangkan informasi harga aset dasar disediakan melalui website PHEI (Indonesia Bonds Price Agency/IBPA).