Liputan6.com, Wolfsburg - Isu soal penghentian produksi Volkswagen Beetle sebetulnya telah terdengar sejak tahun lalu. Mobil yang di Indonesia lebih familiar dengan sebutan "Kodok" ini disebut akan tak lagi ada di jalur produksi tahun depan.
Namun demikian, isu-isu tersebut berhembus liar tanpa ada pernyataan apapun dari para petinggi pabrikan. Baru di sidang tahunan VW yang dihelat di Wolfsburg, Jerman, 5 Mei lalu lah salah seorang petinggi mau buka suara.
Arno Antlitz, Board Member for Controlling and Accounting, mengatakan bahwa Kodok, bersama model Scirocco, meski punya nama yang besar, tidak berarti akan terus menerus dipertahankan. Satu-satunya pertimbangan adalah soal untung-rugi.
Baca Juga
Advertisement
"Beetle dan Scirocco adalah perwakilan dari kelas kendaraan yang emosional dan menarik, namun perencanaan produk VW tidak selalu tentang melanjutkan produksi mobil dari satu generasi ke generasi selanjutnya," ujarnya, dikutip dari vwvortex.com.
Dia bahkan mengatakan model-model yang akan datang sangat mungkin mengisi celah yang mungkin akan ditinggalkan dua model tersebut.
Sayang Antlitz tidak menjelaskan lebih spesifik soal ini. Ia tidak menjawab secara langsung apakah benar Kodok akan berhenti berproduksi atau tidak.
Jika pertimbangannya memang bisnis, maka wajar jika Kodok akan dihapus. Angka penjualannya begitu minim. Tahun lalu misalnya, Beetle hanya terjual 25 ribu unit saja, angka itu setara dengan sebulan penjualan Golf di Januari kemarin.
Kabar ini juga berkaitan dengan penghematan yang harus dilakukan VW. Mereka harus mengencangkan ikat pinggang demi menuntaskan ganti rugi di kasus Dieselgate. Tentu tidak menguntungkan terus memproduksi model yang tak terlalu laris.