Liputan6.com, Garut - Rencana Tablig Akbar yang akan dihadiri pentolan Forum Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis, 11 Mei mendatang, menuai penolakan warga. Beberapa spanduk penolakan bahkan sudah bertebaran di beberapa sudut kota dodol tersebut.
Wakil Ketua Pimpinan Cabang Ansor Kabupaten Garut Ang Heri Hasan mengatakan lembaganya mendukung upaya pemerintah menciptakan situasi yang kondusif.
Menurutnya, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati buat Nahdlatul Ulama (NU). "Kita pun tengah mempertimbangkan apakah akan mendatangi kantor FPI Garut atau tidak," kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Ketua Dewan Tanfidziyah Nahdlatul Ulama kabupaten Garut KH Atjeng Abdul Wahid mendukung upaya itu, menurutnya Habib Rizieq yang tengah banyak dililit sejumlah kasus saat ini, dikhawatirkan mengganggu suasana kondusif warga Garut.
"Apalagi bulan lalu ada deklarasi bersama penolakan gerakan yang akan merongrong NKRI," ucapnya.
Sikap penolakan itu ujar dia, merupakan bentuk sikap masyarakat untuk menjaga persatuan dan suasana kondusif. "Sah-sah saja itu hak masyarakat," katanya.
Juru bicara Kepolisian Resor Garut, Jawa Barat, AKP Ridwan Tampubolon mengatakan pihaknya akan mendalami masalah ini. "Infonya sudah dibersihkan, soal penolakannya kami akan dalami dan koordinasi sama intel," ujarnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan hingga pukul 10.00 pagi tadi, beberapa spanduk penolakan kedatangan Rizieq Shihab mulai bertebaran di beberapa titik pusat keramaian. Lokasi itu antara lain di sekitar Lapangan Kerkof, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Satu spanduk bertuliskan "Islam Rahmatan Lil Alamin, Islam petunjuk kedamaian, tolak ulama provokator yang mengatasnamakan Islam, Tolak Habib Rizieq", tertanda Persatuan Umat Muslim Garut yang tercatat di sebelah kanan bawah spanduk.