5 Bumbu Dapur yang Terbukti Beri Manfaat Sehat

Mulai dari saos tomat sampai kayu manis bisa memberikan manfaat sehat pada tubuh.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 09 Mei 2017, 07:36 WIB
Mulai dari saos tomat sampai kayu manis bisa memberikan manfaat sehat pada tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Selain membuat masakan jadi lezat, aneka bumbu dapur juga terbukti memberikan manfaat sehat pada tubuh. Saus tomat, misalnya.

Saus tomat merupakan salah satu bumbu dapur untuk mi maupun makanan lainnya. Saus tomat mengandung likopen yakni antioksidan yang kuat seperti diungkap peneliti biologi, Betty Ishida.

Kehadiran antioksidan yang tinggi dalam tubuh bisa memperlambat terjadinya aterosklerosis, yakni penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri akibat pengendapan kolesterol dan zat lemak lain.

Selain saus tomat, berikut empat bumbu dapur lain yang memberikan manfaat sehat pada tubuh seperti mengutip Prevention Australia, Selasa (9/5/2017).

1. Lada hitam

Suka mengonsumsi makanan berbumbu lada hitam? Rasanya yang lezat dengan sensasi sedikit pedas memang disukai banyak orang. Rupanya, lada hitam memiliki kandungan baik bernama piperine. Senyawa satu ini mampu melawan sel-sel kanker, seperti penelitian dari University of Michigan, Amerika Serikat.

2. Saus sambal

Saus sambal mengandung capsaicin, yakni senyawa yang membuat cabai terasa pedas. Kandungan senyawa ini terbukti mengurangi kadar ghrelin sehingga menurunkan rasa lapar, seperti diungkapkan dalam studi dari European Journal of Nutrition.

3. Minyak zaitun

Minyak zaitun memiliki asam lemak omega-9 yang membantu membuat sel-sel otak tetap sehat. Peneliti dari University of California mendapati fakta kehadiran asam lemak omega-9 mampu membuat ingatan jangka pendek menjadi panjang.

4. Kayu manis

Bumbu dapur satu ini memiliki aroma harum yang semerbak. Lalu, menambahkan setengah sendok teh kayu manis dalam sajian manis mampu memperlambat kenaikan gula darah seperti diungkapkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition.

"Bumbu super ini mampu menjaga kadar gula darah tetap stabil," kata peneliti utama studi, Joanna Hlebowicz.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya