Liputan6.com, Jakarta - Mungkin ini kabar baik bagi siapa saja yang suka mengumpat. Penelitian baru menemukan, mengumpat saat berlatih atau berolahraga, dapat meningkatkan kekuatan otot dan stamina.
Apakah Anda sedang bersepeda ke atas bukit dan butuh kekuatan tambahan? Atau Anda butuh ledakan energi untuk mengangkat beban di akhir latihan Anda? Cobalah melakukannya sambil mengumpat.
Baca Juga
Advertisement
Psikolog dari Universitas Keele melakukan tes di mana beberapa peserta diminta untuk mengumpat sebelum melakukan sesi intens pada latihan bersepeda atau meremas alat yang mengukur kekuatan pegangan tangan. Dalam kedua situasi tersebut, mereka menemukan bahwa mengumpat menghasilkan peningkatan kinerja yang signifikan dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa mengumpat membantu meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit. Tidak heran, kita seringkali mengeluarkan kata-kata kotor pada saat terluka.
Dr. Richard Stephens yang memimpin penelitian tersebut mengatakan bahwa alasan yang mungkin adalah mengumpat dapat merangsang sistem saraf simpatik tubuh. Sistem tersebut membuat jantung berdetak lebih kencang seperti saat berada dalam bahaya.
"Itulah yang kami temukan pada eksperimen ini. Ini cukup menjelaskan mengapa mengumpat memiliki efek pada kekuatan dan toleransi rasa sakit," ujar dia seperti dilansir dari Independent.
Meski demikian, Stephens mengaku masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji kekuatan mengumpat sepenuhnya.
Percobaan pertama melibatkan 29 relawan dengan usia rata-rata 21 tahun. Relawan kemudian diminta mengayuh sepeda sekeras yang mereka bisa di sepeda latihan sambil berulang kali mengumpat atau meneriakkan kalimat positif.
Para peneliti menemukan bahwa mengumpat meningkatkan daya puncak dengan rata-rata 24 watt.
Pada percobaan kedua, 52 peserta pada usia yang sama menjalani tes kekuatan genggaman tangan dan sekali lagi, diminta untuk mengumpat atau meneriakkan kalimat positif. Rata-rata kekuatan genggaman meningkat sebanyak 2,1 kilogram dengan mengumpat.
Akan tetapi, peserta diminta untuk tidak berteriak saat mengumpat. Alih-alih, mereka justru diminta mengumpat dengan suara yang mantap dan jernih agar tidak terlalu emosional.
Dari penelitian tersebut, ilmuwan mengambil kesimpulan bahwa bersumpah tampaknya menjadi salah satu bentuk bahasa emosional.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6