Liputan6.com, Batam - Semburat jingga menyembul saat matahari senja tergelincir di ufuk barat. Pesona senja itu memukau mata sejumlah warga dan bocah yang berada di kawasan Tanjung Bukit Raya Botania, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Sinar jingga sore itu pun membias di pinggir laut yang dikelilingi barisan pohon bakau, memanjang di tepi tanjung hingga muara sungai. Seiring keindahan senja, sejumlah nelayan tampak menyandarkan perahu di samping rumah kayunya setelah seharian melaut demi menghidupi keluarga.
Baca Juga
Advertisement
Kendati demikian, akses menuju kawasan Tanjung Bukit Raya Botania terhalang kondisi medan yang berat. Para pengunjung harus menempuh jalan setapak yang becek dan semak-semak. Selain terdapat muara payau, kawasan tersebut jarang dilintasi warga luar.
"Tempat ini jarang dikunjungi orang luar, mas. Hanya kami para pemancing karena melewati semak-semak," ucap Agus Risman (37), salah seorang pemancing, kepada Liputan6.com, Minggu, 7 Mei 2017.
Agus tertarik mengunjungi kawasan Tanjung Bukit Raya Botania itu lantaran ikan yang melimpah. Ia menyalurkan hobi memancing ikan untuk melepas penat setelah bekerja selama sepekan.
Sebelum dihuni warga, imbuh dia, kawasan tanjung tersebut banyak terdapat ular, biawak, buaya, dan hewan liar lainnya. Namun, saat ini, tempat tersebut menjadi surganya para pemancing.
Selain aktivitas para nelayan, menurut Agus, sejumlah kapal kayu juga kerap bersandar di kawasan tanjung tersebut, terutama selepas magrib.
"Memang di seputar tanjung ini ada tambang pasir, memakai mesin sedot, tapi itu siang," ujar dia.
Ia menduga tanjung tersebut bisa saja digunakan sebagai pelabuhan tikus atau pelabuhan liar. Hanya saja, pemancing tersebut tak mengetahui mengenai dugaannya tersebut.
Sementara di sekitar bibir pantai, sejumlah bocah bermain sekitar pohon bakau. Mereka bahkan berani meloncat salto dari dermaga kayu ke laut tepian tanjung.
Siluet atau bayangan tubuh para bocah itu pun menambah keindahan alam tepi laut Tanjung Bukit Raya Botania, Batam, yang masih alami.
