Liputan6.com, Jakarta Oli adalah salah satu komponen vital bagi kendaraan apapun, termasuk mobil. Kekentalannya bahkan harus disesuaikan, telah diatur oleh pabrikan dan bisa dilihat pada Buku Manual.
Jika oli yang dipakai tidak sesuai spesifikasinya, misalnya terlalu kental atau terlalu cair, ia akan berakibat buruk. Dari yang paling mudah timbulnya gejala "gelitik", hingga yang paling parah bisa membuat mesin jebol.
Baca Juga
Advertisement
"Pertama gejala mesinnya ngelitik. Lalu ia overheat, begitu overheat mobil akan mogok," ujar Galih Laksono, Owner G-speed Performance Parts, bengkel yang terletak di Kebayoran Baru, di acara Castrol Indonesia, Selasa (9/5/2017).
Agar lebih mudah, Galih mengibaratkan mesin mobil dengan pintu. Pintu yang engselnya tidak diberi pelumas atau salah pelumasnya, akan panas jika dipegang, bahkan menimbulkan suara berisik. Ini juga terjadi di dalam mesin.
Oli yang tidak sesuai peruntukkan akan membuat friksi (gesekan) mesin semakin besar. Dan jika friksi ini terjadi terus menerus, maka saat itulah mesin akan jebol. Hal yang sama dapat terjadi jika oli jarang diganti.
Lebih lanjut, Galih mengatakan bahwa biasanya yang akan rusak pertama kali adalah gasket. Dari sana, akan merembet ke silinder head yang bengkok. Piston bisa macet dan pecah.
"Dan yang paling parah kalau kecepatannya tinggi, di atas 140 km/jam gitu, mesin akan bolong. Ini bukan kata orang, tapi saya sendiri mengalaminya," aku Galih.
Karenanya, untuk menghindari masalah ini, Galih menyarankan agar pemilik mobil rutin mengganti oli sesuai dengan spesifikasi dari pabrikan. "Diperhatikan juga yang lain, kalau bisa pakai oli khusus untuk mobilnya," tutup Galih.