Liputan6.com, Jakarta Indonesia memiliki banyak daerah yang berbatasan langsung dengan negara lain. Salah satunya adalah Skouw, Papua. Presiden Joko Widodo mengatakan, daerah perbatasan harus memaksimalkan potensinya agar pembangunan di sana terus berjalan.
"Pembangunan di perbatasan harus menciptakan roda ekonomi baru. Jangan hanya berdiri kantor, tetapi tak memiliki efek ekonomi kepada masyarakat," ungkap Presiden Jokowi, Selasa (9/5/2017).
Advertisement
Bentuk nyata adanya pembangunan di Skouw adalah penambahan kios di pasar setempat dan adanya pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Presiden juga menambahkan, masyarakat hendaknya memperbanyak komoditas yang dijual supaya bisa memenuhi kebutuhan pembeli, seperti garmen dan elektronik.
"Papua, memiliki peluang sebagai pintu masuk barang ke Papua Nugini. Mari kita bangkitkan ekonomi di perbatasan. Jangan ada lagi barang selundupan. Tidak ada barang ilegal yang dijual di perbatasan, semuanya harus barang resmi," kata Presiden.
PLBN Skow dibangun dibangun dengan anggaran sebesar Rp 166 miliar dari dana APBN 2015-2016. PLBN Skouw dibangun di atas lahan seluas 10,7 hektar. Bangunan PLBN berdesign lokal Papua dengan atap rumah Tangfa, bangunan khas Skouw, tempat orang berkumpul.
Sementara itu Gubernur Papua Lukas Enembe dalam laporannya mengatakan jumlah pelintas batas di Skouw tahun lalu mencapai 6 ribu orang dimana 90 persen merupakan warga PNG dengan nilai transaksi sebesar Rp 25 miliar.
Pembangunan infrastruktur di Papua diakui Presiden Jokowi sangat berat karena kondisi geografis pegunungan, sungai lebar, dan daerah rawa. Seperti halnya pembangunan jalan Wamena-Kenyam yang akan dikunjungi pada Rabu (10/5), medannya sangat berat sehingga dikerjakan oleh Kementerian PUPR dibantu dengan TNI AD untuk membuka jalan. "Belum seluruhnya teraspal, tetapi yang terpenting jalannya dibuka dulu," kata Presiden Jokowi.
Sementara itu Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan sebanyak pembangunan Tahap 1 Tujuh PLBN atau "Seven Borders of Indonesia" telah selesai pembangunannya tahun 2016.
Pembangunan PLBN Terpadu Skouw, Tahap 1 difokuskan pada pengembangan Zona Inti seluas 10,7 Ha dengan luas total bangunan 4.761 m2, meliputi Bangunan Utama PLBN, Bangunan Pemeriksaan Kargo Terpadu, Bangunan Utilitas, Keberangkatan dan Kedatangan (check point), Klinik, Car Wash, Gudang Sita, Jembatan Timbang, Koridor Pejalan Kaki, serta Gerbang dan Monumen Lintas Batas Negara (TASBARA). Besaran alokasi APBN untuk pembangunan PLBN Terpadu Skouw Tahap 1 adalah Rp 165,9 Milyar.
Selanjutnya untuk mendukung kegiatan sosial-ekonomi pada kawasan PLBN Skouw, mulai dikembangkan pada Tahap Kedua (2016-2018) pengembangan Zona Sub Inti dan Pendukung PLBN seluas 12,20 hektar dengan total luas bangunan 9921 m2, yang meliputi: pasar dan area komersial (3600 m2 untuk sekurang-kurangnya 400 kios), fasilitas umum (rest area, ATM Center), fasilitas sosial (plaza dan ruang terbuka hijau), mess pegawai, dan pos TNI/POLRI.
Dalam rangka mendukung kawasan PLBN Skouw juga dikembangkan Jalan Perbatasan sepanjang kurang lebih 1100 KM dari Jayapura hingga Merauke. Hingga tahun 2016, telah tersambung 886 KM dan pada tahun 2017 akan dilanjutkan pembangunan jalan perbatasan baru. Sisa penanganan sepanjang 204 KM diharapkan dapat dituntaskan pada tahun 2019 mendatang.
Pada kawasan perbatasan juga telah dibangun 50 unit Rumah Khusus bagi masyarakat perbatasan di Kampung Skouw, Distrik Muaratami dan revitalisasi rumah khusus sebanyak 50 unit bagi pegawai negeri sipil/ASN di Kampung Skouw Mabo, Distrik Muara Tami. Unit rumah khusus dimaksud memiliki Tipe 36 yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan 1 ruang tamu, yang dilengkapi dengan jalan lingkungan, air bersih, sanitasi, drainase dan listrik.