Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat meski terbatas pada awal sesi perdagangan saham. Investor asing pun melakukan aksi jual meski tipis.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (10/5/2017), IHSG naik tipis 0,09 poin atau 0,02 persen menjadi 5.697,95. IHSG terus menguat meski terbatas pada pukul 09.00 WIB dengan kenaikan 1,86 poin atau 0,03 persen ke level 5.698,91. Indeks saham LQ45 mendaki 0,16 persen ke level 948. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
Ada sebanyak 105 saham mendaki sehingga mendorong penguatan IHSG. Sedangkan 54 saham melemah dan 85 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.708,53 dan terendah 5.696.
Transaksi perdagangan saham juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 12.517 kali dengan volume perdagangan 270 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 299 miliar.
Baca Juga
Advertisement
Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 3,29 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.341. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham aneka industri, perdagangan, manufaktur, dan tambang.
Sedangkan sektor saham infrastruktur naik 0,54 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham keuangan mendaki 0,30 persen dan sektor saham pertanian menanjak 0,20 persen.
Saham-saham pendatang baru pun mencatatkan penguatan terbesar. Saham TAMU naik 70 persen ke level Rp 187 per saham, saham CSIS melonjak 50 persen ke level Rp 450 per saham, dan saham CLEO menanjak 19,02 persen ke level Rp 388 per saham.
Sedangkan saham-saham uang tertekan antara lain saham VINS melemah 24,88 persen ke level Rp 302 per saham, saham CANI merosot 15,20 persen ke level Rp 530 per saham, dan saham HEXA susut 4,27 persen ke level Rp 3.810 per saham.
Bursa Asia pun cenderung menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,63 persen ke level 25.046, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,23 persen ke level 2.297.
Selain itu, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,35 persen ke level 19.911,84, indeks saham Shanghai menguat 0,13 persen ke level 3.084, dan indeks saham Taiwan mendaki 0,40 persen ke level 9.956.
Penguatan IHSG ini terjadi usai sidang vonis Ahok. Pada perdagangan saham kemarin, IHSG melemah 10 poin ke level 5.697. Analis menilai didorong dari penurunan harga komoditas terutama batu bara dan pasar respons negatif sidang vonis Ahok.
Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji. Ia menuturkan, pasar merespons negatif atas keputusan hakim dalam sidang Ahok. Namun efek sentimen itu hanya sementara ke pasar saham.
"Pasar respons negatif atas keputusan hakim memenjarakan Ahok 2 tahun," kata Bima.
Selain sentimen internal, Bima menuturkan, sektor batu bara juga mendapat tekanan dari kabar perusahaan di Australia mengenai penambahan produksi yang cukup signifikan.
Dalam riset PT DBS Indonesia penurunan IHSG kemarin dimotori oleh pelemahan sektor tambang. Harga batu bara kontrak pengiriman Juli di ICE Future Exchange turun 2,6 persen ke level US$ 73,17 per metric ton. Selain itu, berdasarkan survei Bank Indonesia menunjukkan indeks konsumen April berada di level 123,7. Level ini tertinggi sejak Juni 2000. Hal ini menunjukkan konsumen optimistis terhadap keadaan ekonomi Indonesia akan lebih baik dalam enam bulan ke depan.
Dalam riset PT Mandiri Sekuritas menyebutkan, IHSG akan coba uji area 5.745 pada perdagangan Rabu pekan ini. IHSG akan bergerak di kisaran 5.651-5.745.
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG berpeluang menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini. IHSG berpeluang naik ditunjang oleh aliran dana investor asing yang masih terus berlangsung ke pasar saham Indonesia. Selain itu juga didukung dari fundamental ekonomi yang stabil dan cadangan devisa akhir April sekitar US$ 123,2 miliar.
"IHSG akan bergerak di kisaran 5.640-5.767 pada Rabu pekan ini," kata William.
Sedangkan Kepala Riset PT Bahana Securities Harry Su mengatakan, pelaku pasar sedang mencermati isu potensi reshuffle kabinet. Ia menilai, potensi reshuffle kabinet sebagai langkah menormalkan kondisi politik. Dengan situasi saat ini, pihaknya pun merekomendasikan investor untuk tetap bertahan di tengah isu politik.
Untuk pilihan saham, PT Bahana Securities memilih saham-saham yang cenderung bertahan di tengah sentimen yang ada antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Sedangkan William memilih saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) untuk dicermati pelaku pasar.