Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara (Korut) dikenal sebagai salah satu negara paling terisolasi di dunia. Kabar mengenai Negeri Ginseng Merah ini sering kali hanya berkutat soal percobaan rudal nuklir hingga keputusan kontroversial pemimpin diktatornya, Kim Jong-un.
Meski begitu, beberapa foto yang dirilis fotografer NKNews Christian Petersen-Clausen menunjukkan adanya peningkatan taraf hidup masyarakat di Korea Utara. Sanksi internasional yang mengikat Korea Utara membuat pemerintah negara ini mengizinkan pihak swasta untuk menanam modal.
Baca Juga
Advertisement
Sebagian masyarakat Korea Utara pun ada yang bisa menghasilkan pendapatan lebih banyak. Kaum elite Korea Utara ini sering disebut dengan nama 'Donju' atau penguasa uang. Mereka bisa menjalankan bisnis setelah rezim Korut mengizinkan privatisasi terbatas, serta melibatkan suap pada pejabat.
Orang kaya Korut hanya 10 persen dari total penduduk di negara ini. Melansir NKNews, Rabu (10/5/2017), kaum elite Korut memiliki kebiasaan berbeda dari penduduk kebanyakan. Mereka sering membeli pakaian karya desainer ternama, serta memiliki kendaraan mewah seperti mobil bermerek dan pesawat pribadi.
Orang-orang ini lah yang kerap berkunjung ke "Pyonghattan", julukan yang diberikan warga asing ke sebuah kawasan mewah penuh pusat perbelanjaan, restoran mahal, dan tempat ngopi 24 jam di Pyongyang.
Area semacam ini mudah ditemukan di negara-negara lainnya, tapi di Korea Utara kehadiran tempat tersebut merupakan fenomena baru.
Muncul 2002
Kemunculan gelombang orang kaya baru di Korea Utara ini dimulai pada 2002. Akademisi US-Korea Institute di Johns Hopkins School of Advanced International Studies, Michael Madden menuturkan, hal ini dipicu pemerintah setempat mengeluarkan kebijakan memperbolehkan warga negara Korea Utara berdagang dan berbisnis.
Sebagian besar orang kaya baru ini merupakan mereka yang memiliki hubungan baik dengan rezim pemerintahan Kim Jong-un. Mereka juga diperbolehkan untuk berbisnis asalkan membayar uang suap pada pihak pemerintah.
"Orang kaya Korut ini memang ada yang kaya dari hasil usaha sendiri, tetapi kebanyakan dari mereka terlibat korupsi bersama para pejabat tinggi Korea Utara. Kita menganggap ini sebagai tindakan korupsi, tapi ini lah cara mereka berbisnis di sana. Di Korea Utara, kalau kamu tidak menyogok pejabat, entah dalam bentuk barang atau uang, maka kamu tidak akan bisa berbisnis," tutur Madden.
Walau begitu, adanya kaum elite di Korea Utara memperlihatkan kesenjangan ekonomi yang makin lebar. Direktur NKNews Chad O’Carroll mengungkap, banyak warga Korea Utara yang masih hidup di bawah garis kemiskinan dan tidak bisa menikmati hal-hal seperti itu.
"Sebagian besar penduduk di negara ini masih hidup di area rural dan mereka memiliki kesempatan kecil untuk menikmati kebebasan," tutur O'Caroll.
Advertisement