Jembatan Era Belanda Ambruk, Ditandai Seutas Tali

Jembatan warisan Belanda itu hanya tersisa setengah badan yang masih juga dilewati mobil.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 10 Mei 2017, 15:31 WIB
Jembatan warisan Belanda itu hanya tersisa setengah badan yang masih juga dilewati mobil. (Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Serang - Jembatan Cipari II yang berdiri sejak zaman Belanda ambruk setelah sebelumnya digerus derasnya air hujan di Desa Nyapah, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten. Jembatan ambruk sekitar pukul 19.00 WIB saat warga akan melaksanakan ibadah Salat Isya, sebulan lalu.

"Waktu robohnya enggak hujan, kemarin-kemarinnya hujan, airnya tinggi," kata Andri, warga setempat yang ditemui di depan rumahnya yang tak jauh dari lokasi jembatan ambruk, Selasa, 9 Mei 2017.

Jembatan tersebut menjadi akses utama penghubung dari Kecamatan Walantaka, Kota Serang, menuju Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, dan Kecamatan Rangkasbitung di Kabupaten Lebak.

Menurut Andri, saat jembatan tersebut ambruk, terdengar suara keras yang mengagetkan warga sekitar. Kini, jembatan bersejarah itu hanya diberi tanda pembatas menggunakan seutas tali.

"Kan banyak juga di sini, mobil-mobil kayak bus sama truk yang lewat. Awalnya memang bolong-bolong kecil doang," tuturnya.

Ia menyebut petugas dari Pemkot Serang yang mendatangi lokasi kejadian. Namun, setelah satu bulan lamanya, belum ada juga penanganan. "Waktu itu ada dinas ke sini cuma foto-foto doang," ucapnya.

Ditemui di tempat berbeda, Wakil Wali Kota Serang Sulhi Choir menolak berkomentar soal lambatnya perbaikan jembatan ambruk warisan Belanda itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya