Liputan6.com, Jakarta Pergerakan pengguna jasa transportasi laut melalui sejumlah pelabuhan yang ada di Sulawesi Utara (Sulut), pada periode Maret 2017 mengalami peningkatan tajam dibandingkan bulan Februari 2017.
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, pergerakan penumpang yang terdiri dari jumlah penumpang turun (debarkasi) dan naik (embarkasi) yang menggunakan jasa angkutan laut di Sulawesi Utara bulan Maret 2017, sebanyak 80.607 orang atau meningkat tajam sebesar 51,18 persen dari bulan Februari 2017 sebanyak 53.317 orang.
Advertisement
Kepala BPS Sulut, Mohamand Edy Mahmud mengemukakan, pergerakan penumpang tersebut terdiri dari jumlah penumpang yang turun sebanyak 41.238 orang dan yang naik sebanyak 39.369 orang penumpang. "Dibandingkan dari bulan yang sama tahun sebelumnya yaitu pada bulan Maret 2016, dengan pergerakan penumpang sebanyak 94.788 orang mengalami penurunan sebesar 14,96 persen,” ujar Edy, Rabu (10/05/2017).
Dia menguraikan, secara kumulatif dari bulan Januari sampai dengan Maret 2017, pergerakan penumpang juga masih mengalami penurunan sebesar 23,71 persen dibandingkan dengan bulan kumulatif yang sama pada tahun 2016. “Pada bulan Maret 2017, pergerakan penumpang hanya untuk pelayaran dalam negeri," kata dia.
Edy mengungkapkan, pergerakan kapal laut di Sulut pada bulan Maret 2017 sebanyak 1.130 unit kapal, dibandingkan bulan Februari 2017 dengan jumlah 810 unit (m to m) meningkat sebesar 39,51 persen. "Jumlah kunjungan kapal laut di 12 pelabuhan laut yang ada di Sulawesi Utara yaitu Pelabuhan Labuhan Uki, Tahuna, Lirung, Likupang, Ulu-Siau, Pehe-Siau, Tagulandang, Biaro, Amurang, Kotabunan, dan Pelabuhan Manado, serta Pelabuhan Bitung selang bulan Maret 2017 adalah sebanyak 1.130 unit kapal,”jelas dia.
Edy menambahkan, ribuan kapal itu terdiri dari 1.115 unit atau 98,67 persen merupakan kapal untuk pelayaran dalam negeri dan 15 unit atau 1,33 persen merupakan kapal untuk pelayaran luar negeri.
Secara terpisah, beberapa warga yang ditemui di pelabuhan Manado, mengungkapkan alasan mereka menggunakan transportasi laut. “Alasan utamanya karena memang yang bisa menjangkau daerah kami adalah dengan menggunakan kapal laut. Tidak bisa jalur darat, apalagi udara,” ungkap Gugu Salindeho, warga kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara.
Gugu mengatakan, ada rencana pembangunan bandar udara di daerahnya namun hingga kini belum juga rampung. “Sehingga memang pengguna jalur transportasi laut meningkat, ini satu-satunya pilihan,” ujar dia.
Opo Tinungki, warga kabupaten Kepulauan Sangihe, mengatakan meski ada bandar udara di daerahnya namun harga tiket yang cukup mahal membuat banyak warga memilih kapal laut. “Transportasi laut masih lebih murah, juga menjangkau pulau-pulau yang tidak bisa dijangkau dengan pesawat terbang,” papar Opo.
(Yoseph Ikanubun)