Liputan6.com, Santiago - Diego Rosales merasa begitu ketakutan saat berkunjung ke dokter gigi, saat ia berusia 4 tahun. Alhasil ia terus menerus menggigit dokter giginya.
Sekarang, seperti dilansir dari VOA News, Kamis (11/5/2017), anak berusia 9 tahun itu jauh lebih tenang akibat kehadiran Zucca -- anjing Labrador berwarna hitam yang membantu anak-anak autis sepertinya untuk menghadapi rasa takutnya.
Advertisement
Kunjungan ke dokter gigi bagi seorang anak dapat menjadi sesuatu yang menakutkan, khususnya bagi anak-anak penderita autisme. Mereka dapat merasa kesal dengan sinar yang diarahkan ke wajah, atau takut dengan suara-suara yang timbul dari peralatan dokter. Beberapa di antaranya malah harus dibius.
Anjing terapi telah digunakan di banyak negara untuk menenangkan anak-anak autis. Hewan itu juga membantu orang dengan banyak kondisi lainnya lainnya.
Raul Vera memulai prakteknya di Chile, setelah memperhatikan interaksi sosial anaknya yang menderita autis lebih baik setelah bercengkerama dengan anjing Labradornya yang berwarna hitam.
Varela berhenti kerja dan mendapatkan sertifikasi dari Bocalan yang berpusat di Spanyol, sebagai pelatih anjing untuk anak-anak penderita autis.
Ia memulai organisasi nirlaba yang disebut Junto a Ti ("Ada di Sisimu"), mengkhususkan diri dengan kunjungan ke dokter gigi bersama anak-anak penderita autis. Organisasi ini menggunakan enam anjing -- keseluruhannya betina, karena para pengurus mengatakan anjing betina lebih tenang dan penurut.
Dan anjing-anjing itu mendapat pelatihan khusus.