Pemerintah Incar Investasi US$ 35 Miliar di Pertemuan OBOR

Pemerintah Indonesia akan menawarkan sejumlah proyek infrastruktur kepada investor yang hadir dalam acara KTT OBOR pada pertengahan Mei 2017

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 11 Mei 2017, 14:37 WIB
Pemerintah Indonesia akan menawarkan sejumlah proyek infrastruktur kepada investor yang hadir dalam acara KTT OBOR pada pertengahan Mei 2017

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia akan menawarkan sejumlah proyek infrastruktur kepada investor yang hadir dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road (OBOR). Acara yang akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini akan terselenggara di Beijing, China pada 14-15 Mei 2017.

Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Pandjaitan menerangkan, pada pertemuan tersebut Jokowi akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Sejalan dengan itu, Jokowi membawa misi untuk menawarkan proyek infrastruktur. Secara khusus, Luhut mengatakan, proyek yang ditawarkan di luar Pulau Jawa.

"Tadi rapat mengenai persiapan final Presiden menghadiri OBOR, jadi pertemuan itu nanti ada pertemuan bilateral, Presiden juga bertemu Presiden Xi Jinping. Kemudian, kami juga manfaatkan bantuan yang kami manfaatkan untuk menyeimbangkan pembangunan Jawa dengan luar Jawa," kata dia usai rapat koordinasi di Kementeriaan Koordinator Bidang Maritim Jakarta, Kamis (11/5/2017).

Luhut menyebut, target investasi yang diserap sekitar US$ 30 miliar-US$ 35 miliar. Dia mengatakan, proyek infrastruktur seperti kereta api di Sumatera.

"Jadi kami dorong infrastruktur misalnya Sumatera Utara, jalan kereta api. Itu kan sudah ada Kuala Tanjung oleh Belanda US$ 1,5 miliar. Kami kombinasikan dengan sekarang jalan kereta api konektivitas di situ sampai ke Danau Toba sampai juga ke Dumai, Duri, Dumai, Pekanbaru, jadi satu area supaya terkoneksi," jelas dia.

Kemudian, adapula proyek kereta api di wilayah Manado Sulawesi Utara."Kemudian di Manado, konektivitas, Manado kami lakukan supaya lebih bagus lagi," ujar dia.

Tak hanya itu, proyek yang ditawarkan juga menyasar kilang minyak Bontang, Kalimantan Timur. Kebutuhan investasi untuk proyek kilang ini sendiri relatif besar.

"Ada refinery di Bontang. Satu proyek itu US$ 10 miliar. Mungkin total kira-kira US$ 30 miliar," ungkap dia.

Luhat menegaskan, pemerintah akan menghindari skema pinjaman ke negara sehingga, anggaran negara tidak terbebani.

"Tapi sejauh mungkin mengeluarkan dari pinjaman negara kami mau bikin business to business (B to B) atau P to P karena kita anggap seperti Sumatera bankable," tutur Luhut.

Sebelumnya Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong akan menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) One Belt One Road (OBOR) di Beijing, China pada 14-15 Mei 2017. Thomas akan memanfaatkan ajang tersebut untuk menarik sebanyak-banyaknya investor, khususnya di bidang infrastruktur ke Indonesia.

Thomas mengungkapkan, pertemuan yang rencananya dihadiri oleh 29 kepala negara tersebut akan membahas soal pendanaan dan investasi, salah satunya di bidang infrastruktur. Hal ini dianggap sebagai kesempatan emas bagi pemerintah yang tengah menggenjot pembangunan infrastruktur untuk menarik banyak investasi ke dalam negeri.

"Ini adalah ajang pertemuan (di bidang) infrastruktur terbesar di dunia," ujar dia di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu 10 Mei 2017.

Thomas berharap, keikutsertaan Indonesia pada ajang akbar ini berbuah manis dengan masuknya lebih banyak investor ke dalam negeri. Terlebih lagi, ajang tersebut akan diikuti oleh negara-negara dari Eropa, Timur Tengah, Asia dan Afrika.

"Kami harap banyak yang bisa masuk ke Indonesia," ujar dia.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya