Liputan6.com, Minahasa Utara - Gelombang aksi damai ribuan orang yang menyatakan keprihatinan terhadap proses hukum yang dijalani Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terus berlanjut. Setelah di Kota Manado, Rabu 10 Mei 2017 lalu, berturut-turut sejumlah daerah di Sulawesi Utara seperti Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Kota Bitung, dan Kota Tomohon.
Di Minut aksi itu dimotori LSM Gerakan Bela Rakyat (Gebrak) dan Minut Brotherhood. Mereka menggelar aksi 1.000 lilin untuk Ahok di Paal Tunjung, simpang tiga Airmadidi-Tondano.
Baca Juga
Advertisement
Warga Minut dari berbagai penjuru dan semua kalangan datang berkumpul. Mereka lalu memasang lilin sebagai bentuk aksi solidaritas untuk Ahok.
Ketua LSM Gebrak, William Luntungan mengatakan, aksi ini sebagai bentuk solidaritas terhadap hukum di Indonesia yang dianggap sudah mati.
"Hukum di Indonesia telah menyerah terhadap tekanan pihak luar yang sangat berpotensi memecah belah NKRI. Saya berharap agar hukum ditegakkan seadil-adilnya," kata Luntungan seraya menambahkan kegiatan ini murni inisiatif warga.
Sementara itu Frenny Togas dan Netty Tanos berharap supaya pengadilan di Indonesia tidak goyah terhadap tekanan dari mana pun. "Kami yakin Ahok tidak bersalah. Putusan ini sarat kepentingan," ucap kedua wanita ini.
Secara terpisah koordinator Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Minut, Howard Marius yang ikut aksi itu mengapresiasi gerakan simpatik yang digelar Gebrak. Sebuah langkah luar biasa yang harus didukung masyarakat yang menginginkan tegaknya hukum di Tanah Air. Terutama terkait vonis dua tahun penjara kepada Ahok dalam kasus dugaan penodaan agama.
"Gerakan simpatik ini menjadi langkah penting warga Minut dalam memdukung penegakan supremasi hukum di Tanah Air," tutur Marius.
Aksi ini mengundang perhatian warga pengguna jalan, sehingga arus lalu lintas sempat melambat. Bahkan banyak penumpang, pengemudi maupun pengendara ikut berhenti untuk memasang lilin.
Selain itu aksi damai kembali terjadi di Kota Tomohon, Jumat (12/5/2017) pagi. Jika dalam aksi sebelumnya ada 1.000 lilin untuk Ahok, kali ini ada ribuan bendera Merah Putih untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bertajuk "Selaksa Merah Putih untuk Bela Negara, NKRI Harga Mati", ribuan orang juga ikut ambil bagian dalam kegiatan ini. Selaksa Merah Putih ini merupakan salah satu bentuk respons dari rakyat Kota Tomohon yang menyatakan cinta kepada NKRI.
"Karena ini bersifat final dan menjadi harga mati," ujar Wali Kota Tomohon, Jimmy F Eman.