7 Kebiasaan Berikut Tingkatkan Risiko Demensia

Demensia adalah gangguan yang menimbulkan kerusakan progresif pada sistem saraf. Orang ini bisa lupa sama sekali akan dirinya sendiri.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Mei 2017, 09:12 WIB
Sebanyak 60 sampai 70 persen kasus demensia merupakan penyakit alzheimer atau pikun, simak gejalanya berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta Demensia adalah gangguan yang menimbulkan kerusakan progresif pada sistem saraf. Hal ini nantinya menyebabkan kumpulan gejala seperti penurunan daya ingat, penalaran, menilai, serta berbahasa.

Berbeda dengan pikun yang hanya lupa pada hal detil, sementara orang dengan demensia bisa lupa sama sekali akan dirinya. Gaya hidup tak sehat bisa meningkatkan risiko seseorang terkena demensia.

Bila Anda ingin menurunkan risiko terkena penyakit ini, berikut beberapa hal yang perlu dihindari seperti mengutip Reader's Digest, Sabtu (13/5/2017).

1. Asupan makan buruk

Asupan makan yang tidak seimbang bukan hanya membuat berat badan jadi tidak sehat, tapi merugikan otak. Hasil studi menunjukkan orang yang mengonsumsi lemak jenuh cenderung berisiko tinggi terkena demensia.

Nah, untuk mencegah demensia konsumsi makanan seimbang mulai dari sayur, buah, kacang-kacangan, karbohidrat, lemak dan protein.

"Otak membutuhkan lemak sehat, protein tanpa lemak, serta vitamin dan mineral," kata ilmuwan Alzheimer's Drug Discovery Foundation (ADDF), Howard Fillit.

2. Mengonsumsi minuman alkohol berlebih

Mengonsumsi minuman beralkohol meningkatkan risiko demensia serta masalah kesehatan lain seperti tekanan darah tinggi, stroke dan penyakit hati.

"Beberapa studi menunjukkan korelasi antara konsumsi alkohol dalam jangka panjang dan banyak serta kemampuan kognitif," kata dokter spesialis saraf, Clifford Segil.

Lebih baik mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah secukupnya yakni satu gelas sehari bagi wanita dan dua gelas bagi pria.

3. Merokok

Ada lebih dari 4.700 senyawa kimia berbahaya dari rokok dan asap rokok. Aneka studi juga menunjukkan orang yang merokok berisiko tinggi mengembangkan demensia. Selain itu 79 persen berisiko terkena Alzheimer.


Kesepian

4. Rendah aktivitas fisik

Terlalu banyak duduk dan sedikit bergerak merugikan kesehatan otak. Untuk mengurangi risiko terkena demensia ada baiknya rutin melakukan olahraga. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan olahraga aerobik dengan intensitas sedang lima kali seminggu dengan masing-masing sekitar 30 menit.

Dokter Fillit menjelaskan olahraga memompa oksigen dan darah ke jantung dan otot, yang kemudian menguntungkan otak juga.

"Hasil studi menunjukkan dengan kuat bahwa olahraga bermanfaat bagi otak serta menurunkan risiko sakit dan kematian dini," kata Fillit.

5. Jarang latihan olahraga otak

Olahraga otak sama pentingnya dengan olahraga fisik. Sehingga pastikan melatih otak dengan bermain teka-teki silang, bermain catur, atau permainan yang memerlukan pemikiran strategis.

6. Kesepian

Peneliti dari Brigham and Women's Hospital mengungkapkan ada hubungan kuat antara perasaan kesepian dengan pembentukan beta-amyloid , protein yang terkait dengan penyakit Alzheimer.

Jadi, meskipun Anda merasa menyukai aktivitas sendirian, sesekali luangkan waktu berkumpul bersama komunitas. Misalnya bergabung dalam komunitas kelompok, pecinta hewan, atau kelompok olahraga.

7. Kurang atau berlebihan tidur

Tidurlah secukupnya dan berkualitas. Bila kurang tidur, memicu risiko demensia. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Alzheimer's & Dementia menyebutkan wanita yang tidur kurang dari enam jam risiko terkena demensia meningkat 36 persen. Namun bila lebih dari delapan jam, risiko terkena demensia meningkat 35 persen.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya