Liputan6.com, Jakarta - Sistem pengereman dewasa ini sudah banyak yang mengadopsi teknologi ABS atau anti-lock braking system (ABS). Teknologi ini diyakini dapat membuat pengereman lebih aman, terutama di jalan pasir atau hujan.
Masalahnya, rem ABS, terutama pada sepeda motor, masih sedikit. Harganya juga relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan motor di kelas yang sama. Dewasa ini masih lebih banyak rem standar (cakram non-ABS), bahkan masih ada juga yang tromol.
Namun begitu, lewat teknik pengereman yang benar, sebetulnya pengguna motor non-ABS dapat melakukan hal yang sama seperti jika pakai motor ABS. Untuk itu, perlu diketahui dulu bagaimana prinsip kerja sistem pengereman canggih ini.
Baca Juga
Advertisement
Logika kerja ABS adalah membuat piston tidak menekan berlebih ke piring cakram dengan bantuan sensor. Jadi meski rem ditekan kuat-kuat, namun piston tidak akan mengunci statis, melainkan melakukan gerakan "mengocok" dengan mengencang-kendurkan tekanan.
Implikasinya, rotasi roda tidak akan berhenti mendadak.
Dengan memahami prinsip ini, maka sebetulnya pengguna rem non-ABS tinggal melakukan teknik pengereman dengan cara tekan-lepas-tekan-lepas sampai kendaraan benar-benar berhenti. Ini mirip dengan "kocokan" yang dilakukan piston.
Tentu ia tidak akan sama persis. Pasalnya, pada rem ABS proses tekan-lepas bahkan dapat terjadi 15 kali perdetik, yang tidak akan bisa disamai secara manual. Namun tentu ini lebih berguna ketimbang menekan rem begitu saja.
"Dan ingat untuk roda dua pengereman harus dalam keadaan motor berdiri tegak, tidak miring," ungkap Boy Falatehansyah, Owner sekaligus Intruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) kepada Liputan6.com, Februari lalu.
Nah, kalau sudah tahu teknik pengereman ini, jangan lupa dicoba, ya!