Liputan6.com, Jakarta - Tidak ada yang meragukan manfaat dari kaca spion pada sebuah kendaraan. Tanpa perangkat itu, kita tida akan tahu apa yang ada di belakang kendaraan. Secara langsung, spion turut meningkatkan keselamatan berkendara.
Ditilik dari aspek sejarah, spion ternyata lahir dari arena balap. Ceritanya, di awal abad ke-20, dunia balap baru berkembang. Saat itu mobil balap tidak dilengkapi spion. Untuk melihat ke belakang, pembalap mengandalkan asisten.
Awalnya asisten ini bertugas untuk memperbaiki mobil yang rusak saat balapan. Namun ketika mobil semakin jarang rusak, fungsi asisten ini hanya sebagai pengamat. Ia akan mengamati keadaan, lalu melaporkannya ke pembalap.
Baca Juga
Advertisement
Suatu ketika pada tahun 1911, pembalap bernama Ray Harroun kesulitan mencari asisten untuk turnamen Indianapolis 500. Karena tidak juga ketemu sampai menjelang balapan, akhirnya dia mengakalinya dengan memasangkan cermin di mobil.
"(Harroun) terinspirasi dari sesuatu yang dia lihat di kereta kuda," tulis laman historygarage.com, dikutip Sabtu (13/5/2017).
Trik Harroun ternyata membuahkan hasil yang baik. Ia tetap dapat melihat ke belakang tanpa asisten. Selain itu, dengan berkendara sendiri, maka mobil bisa melaju lebih cepat. Harroun pun disebut memenangkan lomba.
Tak ada yang menyangka kalau di musim selanjutnya, seluruh pembalap yang ikut dalam kompetisi menggunakan perangkat serupa. Sejak saat itulah penggunaan spion semakin merebak, bahkan di kendaraan-kendaraan penumpang biasa.
"Sebagian besar sejarawan menilai Harroun menginspirasi penemuan spion, meskipun ia sendiri mengakui bahwa ia meminjam gagasan itu," tambah historygarage.