Liputan6.com, Jakarta - "Indonesia Tanah Air beta, pusaka abadi nan jaya. Indonesia sejak dulu kala, selalu dipuja-puja bangsa." Lagu Indonesia Pusaka menggema dan menambah khidmat aksi di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 12 Mei 2017.
Ribuan cahaya lilin pun menggantikan sinar bulan malam itu.
Advertisement
Ini menyusul aksi di Jakarta untuk mendukung Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Aksi serupa juga digelar dari Sabang hingga Merauke.
Aksi tersebut juga berlangsung di sejumlah negara dunia. Setidaknya terjadi di empat benua, yakni Amerika, Australia, Eropa, dan Asia.
WNI di beberapa negara menggelar aksi simpatik untuk Ahok dengan menyalakan lilin, menyanyikan lagu nasional Indonesia, dan memakai busana hitam atau merah-putih.
Pada poster yang disebar di media sosial, aksi simpatik digelar Warga Negara Indonesia di alun-alun Nathan Philips, Toronto, Provinsi Ontario, Kanada pada Jumat, 12 Mei 2017 pukul 21.00 waktu setempat. Acara dengan tajuk "Candlelight Vigil, Justice for Ahok" itu menekankan kebersamaan dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lilin dari Australia
Laporan yang diterima Liputan6.com, aksi untuk mendukung Ahok juga digelar di Australia. Aksi ini akan digelar di beberapa kota, di antaranya, Sydney, Canberra, Perth, Melbourne, dan Adelaide.
Di Ibu Kota Australia, Canberra, aksi dipusatkan di Queen Elizabeth Terrace-Lake Burley Griffin's Foreshore. Aktivitas tersebut diberi nama 'Aksi Solidaritas untuk Keadilan Indonesia' yang dilaksanakan pada 14 Mei 2017.
Sementara, di Sydney acara yang diberi nama Justice for Ahok diadakan pada Minggu, 14 Mei 2017 dengan titik kumpul Sydney Opera House. Kegiatan tersebut dimulai pukul 16.00 waktu setempat.
Menurut salah seorang peserta, Didy Setyawan, aksi tersebut dilatarbelakangi kepedulian atas kondisi di Tanah Air, terutama setelah Ahok divonis penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Dalam pandangannya, vonis yang dijatuhkan hakim tidak adil. Hal itulah yang menjadi dasar penggerak aksi dukung Ahok di Sydney, Australia.
"Kami merasa prihatin dengan kondisi hukum di Indonesia khususnya kasus pengadilan Pak Ahok yang menurut kami jauh dari prinsip keadilan," ucap Didy dalam perbincangannya dengan Liputan6.com.
"Kami sendiri mengikuti sidang Pak Ahok yang sudah lebih dari 20-an kali. Itulah kenapa saya mengajak rekan-rekan yang lain untuk mengekspresikan kekecewaan dan kesedihan kami melalui aksi Justice for Ahok," jelas Didy.
Lilin dari Amerika dan Eropa
Sejumlah warga Indonesia di New York pun berencana menggelar aksi untuk mendukung Ahok. Salah satu peserta aksi, Imanuelly, jadwal aksi dukungan terhadap Ahok sempat mundur. Tadinya, aksi dijadwalkan pada Sabtu, 13 Mei 2017, kemudian diundur hingga tanggal 20 atau 21 Mei 2017.
"Ada tapi aksi diundur tanggal 20 (kemungkinan besar) atau 21, kepastian disampaikan pada Rabu atau Kamis," sebut Imanuelly kepada Liputan6.com.
Tidak diketahui pasti alasan pengunduran jadwal tersebut. Namun, Imanuelly berharap dukungan terhadap Ahok ini bisa dihadiri ribuan warga Indonesia di New York.
"Target 300 sampai 1.000," jelas dia.
Wanita lulusan Florida, menjelaskan aksi yang diberi nama "Merawat Kebhinnekaan" itu bertujuan untuk memperbaiki beberapa hal penting yang ada di Tanah Air.
Termasuk di antaranya, menegakkan hak dalam berkeyakinan sesuai UUD 1945 pasal 28 E, mendorong peradilan hukum yang bersih, dan melindungi HAM di Indonesia.
Tak cuma itu, ia ingin melalui aksi merawat kebinekaan di New York, seluruh warga Indonesia dapat bersama-sama menjaga NKRI tanpa memandang Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA), serta menciptakan keadilan untuk semua.
WNI di Ibu Kota Amerika Serikat (AS), Washington DC, juga demikian. Salah satu peserta aksi, Joe Wahyudi menyebut, aksi akan diselenggarakan pada Minggu, 14 Maret 2017, waktu setempat.
Dia menyatakan, aksi dukung Ahok digelar atas dasar kepedulian mereka terhadap situasi di Tanah Air. Diharapkan, puluhan WNI di Washington ikut bergabung.
"Targetnya mungkin 50-an orang. Tujuannya menunjukkan keprihatinan kita akan kondisi Indonesia," sebut Joe saat dihubungi Liputan6.com.
Secara pribadi, Joe mengatakan, dukungan terhadap Ahok didasari apa yang sudah dilakukan Gubernur nonaktif tersebut membenahi Jakarta. Ia mengaku kagum atas hasil kerja kerasnya.
Lilin dari Eropa
Masyarakat Indonesia di Eropa, terutama di Belanda akan menggelar acara serupa yang rencananya akan diadakan di Damrak, Amsterdam, Sabtu, 13 Mei 2017.
Selain Amsterdam, aksi juga dilaksanakan di Groningen, Den Haag, dan Utrecht. Di Groningen, aksi telah dilangsungkan pada 12 Mei 2017. Dua kota lainnya Den Haag dan Utrecht berlangsung pada tanggal yang sama, yaitu Minggu, 14 Mei 2017.
Advertisement
Lilin dari Asia
Di Negeri Singa, dari laporan yang diterima Liputan6.com, aksi dukungan untuk Ahok akan diselenggarakan pada Minggu, 14 Mei 2017 pukul 17.00 waktu setempat. Acara tersebut bertajuk, Doa Bersama untuk Indonesia.
Rencananya, aksi ini dilangsungkan di Queenstown Stadium, Singapura. Para peserta diinstruksikan membawa lilin untuk berdoa dan memakai pakaian berwarna merah atau putih.
Duta Besar Indonesia untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya mengatakan doa bersama untuk Indonesia itu merupakan prakarsa masyarakat RI yang berada di negara tersebut.
"Yang saya tahu itu kegiatan spontanitas masyarakat untuk doa bersama bagi Indonesia dan NKRI yang mereka atur sendiri," sebut Ngurah kepada Liputan6.com, Sabtu (13/5/2017).
"(Mereka mengatur) termasuk perizinan ke instansi setempat," sambung dia.
Rencananya aksi juga digelar di Korea Selatan, Hong Kong, Taiwan dan Jepang.
Reaksi Kemlu
Aksi simpatik Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri untuk Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terus bergulir. Seruan atas pembebasan Ahok yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia belakangan hari terakhir ternyata menyebar ke mancanegara.
Terkait aksi itu, Kementerian Luar Negeri mengimbau WNI di mancanegara yang akan melakukan aksi simpatik untuk tetap menjaga ketertiban dan mematuhi peraturan setempat.
"Saya mengimbau kepada WNI untuk tetap patuh dengan aturan di negara setempat. Pesannya tetap patuh dengan hukum yang berlaku," ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir dalam keterangan pers mingguan, di kantor Kemlu Jakarta, Jumat (12/5/2017).
Dia juga menambahkan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah memberikan tanggapan terkait vonis yang diberikan kepada Ahok. Untuk itu, pemerintah mengharapkan semua pihak dapat menghargai keputusan hukum.
Kemenlu juga menghormati langkah hukum yang dilakukan Ahok termasuk langkah banding yang akan ia lakukan bersama tim penasihat hukum.
Advertisement