Liputan6.com, Malang Anthina Sumartina Isvandri, warga Jalan Syarpa Nomor 114 A, RT 09 RW 01, Jagakarsa, Jakarta Selatan, meninggal dunia pada Sabtu dini hari lantaran tertimpa batu saat mendaki Gunung Semeru. Jenazah korban berusia 59 tahun itu telah dibawa ke RSUD Lumajang, Jawa Timur, untuk divisum.
Personel Kepolisian Hutan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Joko Puruwito mengatakan, ada pendaki yang diduga karena lelah mendaki dengan cara merangkak di lereng Semeru.
"Pendaki itu menggapai batu besar untuk berpegangan. Ternyata batu jatuh dan meluncur ke bawah," kata Joko di Malang, Sabtu (13/5/2017).
Batu menggelinding tak beraturan dengan cepat. Beberapa pendaki di bawah bisa menyelamatkan diri meski batu sempat mengenai mereka. Nahas bagi Anthina, meski sudah ditarik seorang pemandu untuk menghindar, batu sempat mengenai bahu, dada kiri serta tangannya.
Baca Juga
Advertisement
"Pemandunya terluka pada bagian lutut, tapi nyawa korban tetap tak bisa diselamatkan," ucap Joko.
Berdasarkan data BB TNBT, korban datang ke Gunung Semeru pada Kamis 11 Mei bersama rombongan besar berjumlah 53 orang. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok untuk menunju puncak Semeru. Dua hari sebelum kejadian yang merenggut nyawa Anthina, ada seorang pendaki asal Bogor, Jawa Barat, terluka juga akibat tertimpa batu besar.
"Kami mengimbau pada pendaki agar tak mengabaikan apa yang diarahkan petugas tentang tata cara pendakian. Keselamatan itu lebih utama," ucap Joko.
Setelah kejadian, korban langsung dievakuasi dengan bantuan pemandu ke Kantor Resort BB TNBTS dan tiba pukul 12.00 WIB. Jenazah korban kemudian dibawa ke RSUD Lumajang untuk divisum. Petugas BB TNBTS juga membantu klaim asuransi untuk korban.
Kepala BB TNBTS John Kennedie mengatakan, seluruh pendaki harus melengkapi sejumlah syarat seperti surat keterangan sehat dari dokter sebelum mendapat izin masuk ke Gunung Semeru.
"Sebelum naik juga ada pengarahan dari petugas kami. Kejadian ini murni kecelakaan," kata John.
Nekat Mendaki Mahameru
Sementara itu, Kepala Resort Ranupani, Agung Siswoyo mengungkapkan, kejadian itu bermula saat korban bersama 53 rekannya mendaki Gunung Semeru sejak Kamis, 11 Mei 2017. Sebanyak 20 orang di antaranya memilih untuk menginap di Pos 4 Ranukumbolo, sedangkan 33 lainnya termasuk korban melanjutkan pendakian ke Pos Kalimati.
Pada Jumat dini hari, 13 Mei 2017, korban bersama sejumlah rekan nekat mendaki Puncak Mahameru. Padahal, batas pendakian hanya sampai Kalimati. Saat korban sampai di Cemoro Tunggal, sekitar satu kilometer di bawah puncak, terjadi longsoran batu hingga mengenai dada korban.
"Tanggal 13 (Mei 2017) dini hari mereka naik ke Puncak (Mahameru), sampai Cemoro Tunggal sekitar pukul 04.30 WIB, ada batu jatuh. Salah satu batu besar pun mengenai korban hingga akhirnya nyawa korban tak bisa tertolong, mas," ujar Agung, saat dikonfirmasi di Rumah Sakit dokter Haryoto, Lumajang, Jatim, Sabtu (13/5/2017).
Ia menjelaskan pula, petugas yang mendapati laporan langsung mengevakuasi korban bersama porter. "Selanjutnya, jasad korban dibawa ke Rumah Sakit dokter Haryoto, Lumajang, untuk diautopsi.
Adapun Gunung Semeru yang masuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merupakan salah satu gunung favorit yang digemari para pendaki dari dalam maupun luar negeri.
Advertisement