Nyala Lilin WNI di Vancouver untuk Ahok

WNI di Vancouver, Kanada, mengadakan Candlelight Vigil sebagai ekspresi keprihatinan serta kedukaan atas kondisi persatuan NKRI.

oleh Citra Dewi diperbarui 14 Mei 2017, 17:18 WIB
WNI di Vancouver, Kanada, mengadakan Candlelight Vigil sebagai ekspresi keprihatinan serta kedukaan atas kondisi persatuan NKRI. (Juni Buschler)

Liputan6.com, Vancouver - Warga Negara Indonesia (WNI) di Vancouver, Kanada, mengadakan Candlelight Vigil sebagai ekspresi keprihatinan serta kedukaan atas kondisi persatuan NKRI.

Hal tersebut menyusul dijatuhkannya vonis penjara dua tahun terhadap Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Acara yang digelar pada 13 Mei 2017 di Vancouver Art Gallery tersebut, bertujuan untuk menyuarakan persetujuan terhadap Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, mereka juga ingin menyepakati kembali keberagaman yang telah sejak lama berakar kokoh di Indonesia.

"Maka kami berkumpul untuk menyatakan dukungan pada ketulusan, kerja keras, akal budi, niat baik, kesatuan, persatuan, keberbedaan dan penghargaan pada sesama," demikian menurut keterangan pers terkait aksi di Vancouver yang diterima Liputan6.com.

"Karena sejatinya, puncak tertinggi dalam kemanusiaan adalah persamaan hak dan keadilan, seperti diperjuangkan para pendiri bangsa," imbuh keterangan tersebut.

Sekitar 500 peserta yang hadir, menyalakan lilin dan berbaris menghadap lilin yang bertuliskan 'Ahok'.

"Ini bukan tentang satu orang, ini tentang harapan, aspirasi, dan upaya untuk menjadi negara yang besar! Negara yang bebas dari korupsi, konflik, ketidakadilan, dan bebas dari hal negatif apa pun," imbuh keterangan pers tersebut.

Sejumlah kegiatan serupa juga dilakukan di beberapa negara di dunia. Pada tanggal yang sama, WNI di Dubai membentangkan bendera Indonesia dan memegang kertas bertuliskan 'NKRI Harga Mati'.

"Dubai. Harapan untuk kesatuan negeri NKRI. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia," ujar salah satu peserta aksi, Januar Simarmata, dalam Facebook-nya.

Aksi serupa juga digelar di Amsterdam, Belanda. Dengan menggunakan kostum serba hitam, para peserta aksi menyanyikan tiga lagu nasional, yakni Indonesia Raya, Rayuan Pulau Kelapa, dan Garuda Pancasila.

Karena tingginya antusiasme di sana, kegiatan yang awalnya akan digelar di Damrak, dipindah ke Museumplein yang memiliki tempat lebih luas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya