Liputan6.com, Paris - Emmanuel Macron (39) resmi menjadi presiden termuda Prancis setelah ia diambil sumpahnya di Istana Élysée di pusat kota Paris. Iring-iringan mobil yang membawanya tiba di tengah hujan deras.
Kedatangan Macron disambut langsung oleh pendahulunya, Francois Hollande (64). Sementara itu, sang istri, Brigitte (64), tiba secara terpisah.
Advertisement
Sebelum resmi berkuasa, Macron lebih dulu mengadakan pertemuan pribadi dengan Hollande selama satu jam. Dalam kesempatan itu, Hollande dikabarkan menyerahkan kode peluncuran senjata nuklir kepada Macron.
Sementara itu, Hollande meninggalkan istana kepresidenan dengan diiringi gemuruh tepuk tangan sebelum akhirnya presiden dari dewan konstitusional, Laurent Fabius mengumumkan hasil resmi pilpres. Peristiwa itu menandai pergantian kepemimpinan Prancis.
Rangkaian agenda inaugurasi Macron akan berakhir di Arc de Triomphe di mana ia akan meletakkan karangan bunga. Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (14/5/2017).
Sebagai presiden baru Prancis, Macron akan dihadapkan pada sejumlah tantangan. Termasuk di antaranya angka pengangguran yang sangat tinggi, terorisme, serta perpecahan di dalam negeri.
Selama lima tahun berkuasa, sejumlah persoalan utama menggerogoti pemerintahan Hollande seperti pertumbuhan ekonomi yang lamban dan serangkaian serangan teror mematikan.
Mencuatnya karier Macron di dunia politik, tidak lepas dari peran Hollande. Ia menarik Macron dari dunia investasi perbankan demi menjadikannya sebagai penasihat. Belakangan, Hollande menunjuknya sebagai menteri ekonomi.
"Setidaknya saya tidak akan menyerahkan kekuasaan kepada lawan politik, ini jauh lebih sederhana," ujar Hollande pada Kamis 11 Mei 2017.
Inaugurasi Macron diwarnai dengan keamanan ketat, di mana sekitar 1500 petugas polisi disiagakan di sekitar istana presiden dan kawasan sekitarnya. Sejumlah ruas jalan pun diblokir.
Hari-hari pertama sebagai presiden, Macron diperkirakan akan sangat sibuk. Ia akan mengumumkan nama perdana menteri yang akan membantunya menjalankan roda pemerintahan. Macron juga dijadwalkan terbang ke Berlin untuk bertemu dengan Kanselir Angela Merkel demi menunjukkan komitmen negaranya atas keanggotaan di Uni Eropa.