Liputan6.com, Jakarta - Harga bawang putih menjadi sorotan masyarakat beberapa pekan terakhir. Bagaimana tidak, harga bumbu pangan itu mencapai Rp 60 ribu per kg di pasar tradisional.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut, tingginya harga bawang putih disebabkan oleh terganggunya pasokan di tingkat produsen. Selama ini, Indonesia mengandalkan pasokan bawang putih terutama dari China.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahja Widayanti mengatakan, saat ini kondisi cuaca di China sedang buruk. Alhasil, pasokan bawang putih berkurang dan mengerek harga jual-nya. Namun begitu, dia mengatakan harga bawang putih akan normal pada Juni mendatang.
Baca Juga
Advertisement
"Saat ini importir juga akan mengimpor bawang putih dari India dan China (produksi baru) yang akan tiba di Indonesia pada akhir Mei sehingga diprediksi harga bawang putih di bulan Juni berkisar di Rp 25 ribu per kg, " kata dia kepada kepada Liputan6.com, Senin (15/5/2017).
Dia menerangkan, berdasarkan pantauan Kemendag di Pasar Induk Kramat Jati pekan lalu 12 Mei 2017, pasokan bawang putih sebanyak 30 ton atau turun 28,57 persen dibanding hari sebelumnya 42 ton.
"Namun demikian apabila di rata-rata pasokan bawang putih dalam seminggu terakhir sebesar 17 ton per hari atau sudah mulai berada dalam kondisi pasokan rata-rata normal yang berkisar 15-20 ton per hari. Dengan kontinuitas pasokan ini diharapkan harga di Pasar Induk akan berangsur turun dan segera diikuti oleh penurunan harga di wilayah Jabodetabek," jelas dia.
Dia mengatakan, dalam kunjungan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada 12 Mei 2017 lalu, Pasar Induk telah mendapat tambahan pasokan 3 kontainer atau 87 ton bawang putih. Harga jual bawang putih di tingkat importir menjadi Rp 32 ribu per kg, tingkat bandar Rp 34 ribu per kg, dan tingkat pedagang centeng Rp 36 ribu per kg.
"Dampak dari penurunan harga ini di Pasar Induk ini diharapkan akan segera terjadi sambil menunggu para pedagang menghabiskan stok lamanya," ujar dia.