Liputan6.com, Beijing - Presiden Joko Widodo rupanya bukan yang pertama kali menjejakkan kakinya di Masjid Niujie, masjid tertua di Beijing, Tiongkok. Presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, juga pernah mengunjungi masjid yang dibangun era Dinasti Liao pada 996 Masehi itu.
"Pak Jokowi sebagai Presiden RI yang kedua yang pernah mengunjungi Masjid Niujie setelah Gus Dur," kata Duta Besar RI untuk Tiongkok, Soegeng Rahardjo, setelah mendampingi Presiden Jokowi mengunjungi Masjid Niujie, Minggu 14 Mei 2017.
Advertisement
Dikutip Antara, Soegeng menyebutkan bahwa pada 2000, Gus Dur mengunjungi masjid terbesar dan tertua di Beijing itu, di sela-sela kunjungan kenegaraannya sebagai presiden ke Tiongkok.
Ini sama dengan Jokowi yang mengunjungi Masjid Niujie di sela menghadiri KTT Kerja Sama Internasional Jalur Sutera dan Sabuk Maritim Baru atau Belt and Road Forum.
"Indonesia sebagai negara mayoritas muslim di dunia yang toleran, ramah, dan moderat dapat memberikan inspirasi bagi umat Islam di Tiongkok yang jumlahnya kurang lebih 25 juta untuk turut serta membumikan Islam yang rahmatan lil 'alamin dan berperan bagi perdamaian dunia," kata Soegeng.
Dalam kunjungannya itu, Presiden Jokowi mewakafkan kitab suci Alquran, memberikan kaligrafi surat Al Fatihah dengan tulisan khas Nusantara, dan memberikan cendera mata kepada imam masjid itu berupa songkok dan sarung.
"Kehadiran Pak Jokowi juga untuk mendekatkan batin umat Islam Indonesia dan umat Islam di Tiongkok," ujar Soegeng.
Presiden juga menawarkan program kerja sama untuk pendidikan keislaman bagi warga muslim Tiongkok, yang ingin belajar di pondok-pondok pesantren. Kerja sama ini diharapkan dapat melahirkan ulama-ulama Nusantara dan memiliki pemahaman Islam rahmatan lil 'alamin.
Jalan Sapi
Masjid Niujie adalah simbol masuknya Islam ke daratan Tiongkok. Nama Nieuji mengacu pada banyaknya restoran halal di kawasan masjid yang menjual daging sapi. Nieujie sendiri artinya 'jalan sapi' yang secara administratif berada di Distrik Xuanwu, Kota Beijing.
Masjid yang mampu menampung 1.000 orang tersebut merupakan pusat komunitas umat Islam di Beijing yang jumlahnya mencapai 250 ribu jiwa.
Sepanjang sejarah, Masjid Niujie yang berdiri di atas lahan seluas 10.000 meter persegi itu mengalami tiga kali renovasi, yakni pada 1955, 1979, dan 1996.
Masjid Niujie juga dikenal sebagai kampung muslim karena di sekitar masjid terdapat permukiman yang mampu menampung kurang lebih 18 ribu keluarga muslim, dan memiliki lembaga pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga sekolah lanjutan atas.
Di Kota Beijing, terdapat 70 masjid, sedangkan di seluruh daratan Tiongkok sekitar 23 ribu unit.