Liputan6.com, Jakarta - Beberapa emiten akan mengeluarkan surat utang berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS). Salah satunya PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), perusahaan ban akan menerbitkan surat utang atau notes sebanyak-banyaknya US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,66 triliun (asumsi kurs Rp 13.327 per dolar Amerika Serikat)
Mengutip prospektus singkat yang disampaikan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Senin (15/5/2017), perseroan akan menggunakan dana hasil penerbitan surat utang untuk melunasi senior notes. Sebelumnya perseroan telah menerbitkan surat utang atau notes US$ 500 juta pada 2013 dengan bunga 7,75 persen. Surat utang itu jatuh tempo pada Februari 2018.
Surat utang baru yang akan diterbitkan itu jatuh tempo pada 2022. Perseroan pun akan menjamin aset Perseroan untuk menerbitkan surat utang tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Dengan penerbitan surat utang tersebut diharapkan likuiditas perseroan lebih baik untuk jangka pendek dan panjang. Selain itu mendiversifikasi basis kreditur sehingga Perseroan memiliki akses mengumpulkan pendanaan semakin luas. PT Gajah Tunggal Tbk akan meminta persetujuan pemegang saham untuk penerbitan surat utang.
Selain itu, PT Soechi Lines Tbk, perusahaan pelayaran juga akan menawarkan surat utang sebanyak-banyaknya US$ 300 juta. Bunga yang ditawarkan maksimum 10 persen. Surat utang itu akan jatuh tempo pada 2024.
Perseroan akan menerbitkan dan memperdagangkan surat utang itu bursa saham Singapura. Dana hasil penerbitan surat utang itu akan digunakan untuk melunasi utang atau sekitar 85 persen, 10 persen digunakan untuk pembelian kapal, dan lima persen untuk modal kerja. Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham untuk menerbitkan surat utang itu pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 Mei 2017.