Liputan6.com, Jakarta Bukan hal baru lagi kalau banyak orang ingin mendapatkan kulit putih. Padahal, penggunaan produk pemutih kulit seperti krim (losion) dan sabun memiliki efek samping, mulai dari kanker kulit hingga kerusakan ginjal.
Dikutip dari The Health Site, Senin (15/5/2017) Food and Drugs Administration atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, tengah melarang penjualan produk pemutih ini. Namun, di beberapa negara di Asia, penjualan produk pemutih kulit masih tinggi.
Advertisement
Hydroquinone atau mercury merupakan bahan kimia beracun yang umumnya ditemui dalam produk pemutih kulit. Padahal, kegunaan dari bahan kimia ini biasanya digunakan dalam proses mencetak foto, pembuatan karet, dan zat aktif pewarna rambut.
Menurut dr Nadia Octavia dari Klikdokter, dalam dunia medis tidak disarankan untuk melakukan pemutihan kulit dengan produk yang mengandung zat berbahaya. Sebab, produk pemutih dapat menghambat aktivitas melanin yang bekerja sebagai pelindung kulit dari kerusakan yang disebabkan oleh sinar ultraviolet.
Nadia berpendapat, kulit yang sehat ialah kulit yang halus dan bukan kulit yang putih saja. Kulit sehat juga tidak memiliki benjolan seperti jerawat atau keriput, warna yang rata tanpa ada bintik gelap, tidak kering, serta memiliki sensasi dan sensitivitas normal.