PT Transjakarta: Waktu Tempuh Ciledug - Tendean Hanya 20 Menit

Bila berkendara dalam kondisi normal, rute Ciledug - Tendean rata-rata membutuhkan waktu 1 hingga 2 jam.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 15 Mei 2017, 15:56 WIB
Suasana proyek JLNT Transjakarta Koridor XIII jurusan Ciledug-Tendean, di kawasan CSW, Jakarta, Sabtu (18/3). Jalur Bus Transjakarta sepanjang 9,3 kilometer yang dilengkapi 12 halte tersebut sudah memasuki tahap akhir. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan HUT DKI Jakarta pada 22 Juni 2017 akan menjadi momen spesial bagi warga Jakarta Selatan dan sekitarnya. Tepat pada hari itu, Transjakarta Koridor 13 dengan rute Ciledug - Tendean akan resmi beroperasi.

Pembangunan rute Transjakarta yang hampir seluruhnya jalur layang itu, sepenuhnya dilakukan di era Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat mulai Gubernur pada Desember 2014. Total biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 2,3 triliun dari APBD DKI.

"22 Juni nanti ada 40-50 Transjakarta yang siap melayani warga di Koridor 13," ujar Direktur Operasional Transjakarta Daud Joshep, di kawasan Koridor 13, Senin (15/5/2017).

Menurut Daud, dengan menggunakan Transjakarta Koridor 13, warga dapat menghemat waktu yang lamanya bisa mencapai 1 hingga 2 jam. Bila mengunakan bus biasa atau angkutan umum lain, waktu tempuh dari Tendean - Ciledug mencapai 2 jam.

Kini dengan dengan adanya Transjakarta Koridor 13, hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk bus ekspres, dan 20 menit untuk bus yang berhenti di tiap halte.

"Waktu 20 menit berhenti kalau berhenti di tiap halte. Jumlah halte ada 12," kata Daud.

Pantauan Liputan6.com, halte-halte di Koridor 13 sudah rampung pembangunannya, hanya saja belum terdapat kursi tunggu. Sedangkan pagar pembatas sudah tercat rapi dengan warna kuning-hijau dengan corak Betawi.

"Lebar jalan ini 8 meter, panjang 9,3 kilometer dan titik paling tinggi 23 meter berada di Halte CSW yang berada di persimpangan Trunojoyo - Sisingamangaraja," ucap Daud.

Dia mengakui, kondisi Koridor 13 yang berbeda dari koridor lain membutuhkan keahlian sopir yang khusus. "Diperlukan master driver karena perlu kewaspadaan," kata Daud.

Daud menambahkan, Transjakarta mencoba meningkatkan keamanan dengan menambah penerangan dan membatasi kecepatan 40 km/jam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya