Liputan6.com, Beijing - Sejumlah ahli mencurigai ada sesuatu yang terjadi dalam dunia militer China, setelah dua pejabat tinggi militer dari Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok yang menghilang selama dua bulan terakhir.
"Meskipun Tiongkok belum mengkonfirmasi hal ini, saya pikir konsensus umum saat ini ada di antara para pengamat Tiongkok bahwa pembersihan sedang dilakukan," Meia Nouwens, pakar militer Tiongkok di Institut Internasional untuk Studi Strategis London.
Advertisement
Dikutip dari laman breakingdefense, Rabu (18/10/2023) istilah "pembersihan" semakin banyak muncul pada musim gugur 2023 ini di kalangan pakar Tiongkok dengan beberapa alasan:
- Menteri Pertahanan dan anggota Komisi Militer Pusat Li Shangfu menghilang begitu saja dari pandangan publik. Dia dilaporkan sedang diselidiki karena korupsi.
- Menteri Luar Negeri Qing Jang secara resmi dicopot dari jabatannya. Tidak ada alasan yang diberikan, meskipun laporan mengatakan dia sedang diselidiki karena korupsi.
- Li Yuchao adalah kepala Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA); South China Morning Post melaporkan dia sedang diselidiki karena korupsi.
- Dua mantan wakil Li Yuchao, yaitu Zhang Zhenzhong dan Liu Guangbin, juga sedang diselidiki.
Surat kabar asal Jepang Nikkei Asia, bahkan melaporkan pada minggu lalu bahwa "pembersihan militer besar-besaran sedang berlangsung di Tiongkok."
"Tidak adanya tokoh-tokoh penting militer pada jamuan makan malam tanggal 28 September 2023 untuk merayakan ulang tahun ke-74 berdirinya Republik Rakyat Tiongkok dianggap mencurigakan," demikian tulisan Nikkei Asia.
"Kami tahu tentang menghilangnya orang di dalam pemerintahan dan di tempat lain. Tapi tidak ada yang tahu alasannya."
Sementara itu, Ian Chong profesor di National University of Singapore mengatakan bahwa ada pergolakan pada tingkat tertentu di berbagai wilayah di RRT dan PKT, namun tidak ada yang dapat mengetahui dengan pasti apa penyebabnya.
Pentingnya Kekuatan Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA)
Pemecatan secara khusus tampaknya ditujukan pada Departemen Pengembangan Peralatan dan Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), begitu klaim dari Nouwens.
"Kami memerlukan lebih banyak informasi untuk memahami dampak semua ini terhadap kemampuan dan kesiapan tempur Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Tergantung pada alasan di balik pembersihan tersebut. Hal ini dapat menandakan bahwa mungkin ada masalah dalam pasukan tersebut yang tidak kita sadari," kata Nouwens.
"Sepertinya ada yang tidak beres di kedua organisasi ini. Tapi kami tidak tahu apa itu," katanya.
Nouwens menyebut ada desas-desus tentang spionase, atau kebocoran intelijen, atau sekadar kasus korupsi.
"Apa pun itu, hal ini harusnya merupakan tindakan yang cukup serius bagi Presiden Xi untuk memutuskan mengambil tindakan terhadap pejabat-pejabat terpercaya yang baru-baru ini ia promosikan ke posisi mereka saat ini."
Sementara itu, Dean Cheng yang sekarang menjadi penasihat senior program Institut Perdamaian AS untuk Tiongkok, mengatakan bahwa setelah para perwira Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) disingkirkan, maka alasan yang paling mungkin adalah masalah korupsi.
"Kemungkinan besar hal ini terjadi karena terdapat banyak korupsi di sistem Tiongkok, dan Xi telah mempertahankan kampanye anti-korupsi sejak menjabat pada tahun 2012," kata Cheng.
Advertisement
PLA Berkembang Besar
Cheng menunjukkan bahwa Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah berkembang secara besar-besaran dalam hal kekuatan nuklir, setidaknya berdasarkan jumlah silo ICBM yang terdeteksi (lebih dari 300).
Hal ini menunjukkan adanya perluasan besar-besaran dalam tanggung jawab dan sumber daya di Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, karena mereka secara umum dianggap hanya memiliki sedikit ICBM.
Di sisi lain, Xi Jinping sendiri adalah ketua komando militer tertinggi China.
Dalam pertemuan akhir Juli 2023, Xi Jinping menekankan perlunya memfokuskan upaya pada menangani sejumlah isu penting yang dihadapi oleh organisasi partai di semua tingkatan, dalam aspek-aspek seperti mempertahankan kepemimpinan mutlak partai atas militer. Demikian laporan media pemerintah China.
Tantangan bagi Xi Jinping
Penunjukan Wang Houbin dan Xu Xisheng terjadi sehari sebelum peringatan 96 tahun berdirinya Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) pada 1 Agustus. Itu diumumkan pada sebuah upacara di markas besar badan anti-korupsi di Beijing.
Keduanya telah dipromosikan dari pangkat letnan jenderal menjadi jenderal penuh, menandai pangkat tertinggi untuk perwira dinas aktif.
Peneliti Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Nasional di Asia Society Policy Institute Lyle Morris mengatakan, penggantian Jenderal Li Yuchao, bersama dengan mantan Menteri Luar Negeri Qin Gang baru-baru ini, mencerminkan salah satu tantangan terbesar bagi kepemimpinan Xi Jinping.
Qin Gang telah absen dari muka publik selama sebulan sebelum dia digantikan oleh pendahulunya Wang Yi pekan lalu. Tidak ada penjelasan yang diberikan atas pemecatannya.
Pada tahun 2014, pembersihan besar-besaran di jajaran militer China membuat mantan wakil ketua Komisi Militer Pusat Xu Caihou dan Guo Boxiong digulingkan serta dituntut karena korupsi. Guo Boxiong dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan militer, sementara Xu Caihou meninggal sebelum diadili.
Advertisement