Liputan6.com, Jakarta Serangan Cyber ransomware Wannacry telah menginfeksi sekitar 125 ribu sistem komputer diseluruh dunia baik milik instasi pemerintah, swasta maupun lembaga sosial. Akibatnya data-data yang terintegrasi dalam jaringan internet tidak dapat dibuka oleh pengguna atau operator karena terkunci.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Senin (15/5/2017), Peretas atau hacker biasanya meminta uang tebusan kepada korban sebagai imbalan pemberian kode atau sandi.
Advertisement
Perusahaan raksasa Jepang seperti Hitachi Grup dan Nissan Motor pun juga terkena serangan WannaCry. Selama beberapa jam sempat menggangu proses surat menyurat melalui email.
Perusahaan tidak dapat menerima email. Menurut data pusat koordinasi penanggulangan ganguan sistem komputer Jepang WannaCry menginfeksi 2000 komputer di 600 lokasi di Jepang.
Di Korea Selatan, WannaCry mengacaukan sistem komputer perusaahaan bioskop multiplex terbesar "cj-cgv" sehingga operator tidak dapat memutar film yang akan ditayangkan di sejumlah gedung bioskop sesuai jadwal.
48 sistem komputer dari rumah sakit serta klinik kesehatan di Inggris dan otoritas perkeretaapian Jerman tak luput dari serangan WannaCry. Layanan publik pun terganggu.
Masifnya serangan ransomware WannaCry belakangan ini berawal dari bocornya alat peretas yang digunakan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat. Hal ini kemudian dimanfaatkan para hacker untuk mengembangkan ransomware atau malware WannaCry.
Cara termudah mengatasi WannaCry adalah dengan melakukan format ulang software. Namun resikonya data-data ikut hilang.
Saksikan tayangan video Serangan Virus WannaCry diberbagai negara selengkapnya.