Liputan6.com, Jakarta - Sebelum bisa sukses seperti sekarang, Bahlil Lahadalia mengawali karir wirausahanya dari nol. Sejak usia belia, Bahlil harus berjuang hidup demi bisa mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini juga lekat dengan pahit getirnya membangun bisnis dari bawah.
Bahlil tidaklah lahir dari keluarga serba ada. Pria 41 tahun ini mengatakan, ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan sementara sang ibu merupakan seorang pembantu rumah tangga. Tetapi justru keterbatasan itulah yang membuatnya menjadi sosok mandiri dan pekerja keras.
Advertisement
"Saya lahir bukan dari keluarga pengusaha, saya lahir dari ayah sebagai kuli bangunan dan ibu sebagai pembantu rumah tangga. Tapi justru saya bersyukur dengan keadaan tersebut. Kalau saja saya dilahirkan dari keluarga konglomerat, saya belum tentu bisa seperti ini sekarang," tuturnya di acara Inspirato Liputan6.com, Selasa (16/5/2017).
Jiwa wirausaha memang dimiliki Bahlil sejak kecil. Demi bisa bertahan hidup dan mendapat dana untuk sekolah, berbagai profesi telah dilakoninya. Bahlil pernah menjadi seorang penjual kue hingga berprofesi sebagai supir angkutan umum.
"Saya sejak SD sudah jualan kue bantu orang tua. SMP sudah jadi kondektur angkot di terminal kenal sama preman-preman. SMA jadi supir angkot, waktu kuliah jadi loper koran. Jadi buruh juga pernah buat cari uang untuk hidup," kata Bahlil.
Kesibukan berwirausaha tak membuat Bahlil melupakan pentingnya berorganisasi. Karena itu juga adalah bekal dia bisa sukses seperti sekarang ini. Saat duduk di bangku kuliah, Bahlil aktif di organisasi pengurus senat mahasiswa hingga bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam. Keaktifan organisasinya juga banyak membantu Bahlil saat merintis bisnis.
Titik balik dirasakan pengusaha muda satu ini saat ia duduk di semester akhir kuliah. Bahlil bertekad besar agar bisa keluar dari kemiskinan dan kesulitan hidup yang menjeratnya. Ia pun akhirnya memberanikan diri untuk fokus berbisnis.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, kerja kerasnya berbisnis membuahkan hasil. Perusahaan yang dirintisnya, PT. Rifa Capital, akhirnya bisa mereguk sukses. PT Rifa Capital kini memiliki holding dari 10 perusahaan antara lain PT Ganda Nusantara (shipping), PT Pandu Selaras (pertambangan emas), PT MAP Surveilance (pertambangan nikel).
Pada Februari 2015 lalu, Musyawarah nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ke-XV menetapkan Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum BPP HIPMI 2015-2018.
Pengusaha Muda dari Timur Indonesia kini terus melebarkan sayap bisnisnya. Banyak jenis usaha yang telah digarap Bahlil, mulai dari sektor perkebunan, properti, transportasi, pertambangan, dan konstruksi.