Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia tengah menunggu hasil penilaian dari Standard and Poor's (S&P) mengenai peringkat investasi. Kenaikan peringkat investasi memberikan dampak positif bagi Indonesia karena akan mendorong aliran dana asing ke pasar modal maupun sektor riil di Indonesia.
Namun sebenarnya, pengamat ekonomi dari Perhimpunan Perbankan Nasional (Perbanas) Aviliani mengungkapkan, tanpa ada kenaikan peringkat dari S&P pun Indonesia tetap menarik di mata investor.
"Sebenarnya menurut saya, bagi asing Indonesia masih menjanjikan. Kenapa, karena kalau kita lihat dari yield," kata Aviliani di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (16/5/2017).
Selain itu, dari segi kestabilan dan keamanan Indonesia, investor menganggap polemik yang ada di Indonesia sebagai negara demokrasi saat ini bersifat sementara. Tak seperti negara demokrasi lainnya yang setiap ada demonstrasi menimbulkan kekacauan pemerintahan.
"Itu terbukti dana masuk cukup besar kok belakangan ini. Menurut saya sih tidak usah terlalu kuatir dengan hasil peringkat S&P," tegas Aviliani.
Baca Juga
Advertisement
Hanya saja, dia memberikan catatan kepada pemerintah untuk bisa memfokuskan investasi apa saja yang ditawarkan di masing-masing negara. Bagi Aviliani, kondisi ekonomi di beberapa negara juga ditopang faktor yang berbeda-beda.
Saat ini Indonesia sedang menawarkan investasi ke China. Sebenarnya banyak negara yang bisa menjadi peluang investor bagi Indonesia.
"Sebaiknya sebanyak-banyaknya negara investasi. Sekarang kan kita China doang. Jepang ada potensi, Eropa juga, negara-negara lain termasuk Timur Tengah. Itu harus dimanfaatkan juga. Hanya saja kan mereka harus sesuai dengan project mereka," ujar Aviliani.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ekonom senior Bank Dunia untuk Indonesia, Hans Anand Beck. Menurut dia, fundamental ekonomi makro Indonesia saat ini masih cukup kuat, sehingga mampu menarik investasi domestik maupun asing. Kondisi ini menunjukkan meski S&P belum mengafirmasi peringkat Indonesia menjadi layak investasi, tapi tidak berdampak ke iklim investasi di Tanah Air.
S&P merupakan satu-satunya lembaga pemeringkat yang belum memberikan level investment grade kepada Indonesia. Peringkat Indonesia saat ini di level BB+/positif outlook.
"Indonesia masih menjadi tujuan investasi yang menarik, khususnya di portofolio surat utang pemerintah," kata ekonom senior Bank Dunia untuk Indonesia, Hans Anand Beck, saat ditemui di kantor Bank Dunia, Jakarta, Kamis (13/4/2017).
Sedangkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berharap lembaga pemeringkat internasional itu bisa mengafirmasi peringkat Indonesia menjadi layak investasi atau Investment Grade.