Ke Singapura, Budi Karya Promosikan Pemanduan Selat Malaka

Menurut Menhub Budi, pemanduan di Selat Malaka dan Selat Singapura digunakan sebagai sarana untuk mempromosikan pelabuhan Kuala Tanjung.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 16 Mei 2017, 17:30 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi memberikan sambutan dalam peluncuran Jabodetabek Residence Connexion di Jakarta, Selasa (14/2). JR Connexion melayani rute dari perumahan-perumahan di wilayah sekitar Jakarta menuju Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Setelah selesai mendampingi Presiden RI Joko Widodo untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road (OBOR) 2017 di Beijing, China, Sabtu (13/5) - Senin (15/5), hari ini Selasa (16/5), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengunjungi Singapura untuk mempromosikan Pemanduan di Selat Malaka dan Selat Singapura kepada para stakeholder, yaitu perusahaan pelayaran dan operator pelabuhan yang ada di Singapura.

"Saya telah meminta pak Dubes Singapura mengundang stakeholders, perusahaan pelayaran dan operator pelabuhan untuk hadir di Kedutaan Besar RI di Singapura. Kita ingin mempromosikan pelayanan jasa pemanduan di Selat Malaka dan Selat Singapura," ujar Menhub Budi dalam keterangannya, Selasa (16/5/2017).

Menurut Menhub Budi, pemanduan di Selat Malaka dan Selat Singapura digunakan sebagai sarana untuk mempromosikan pelabuhan Kuala Tanjung.

Maka dari itu, dia mengatakan para pandu yang melaksanakan tugas di kapal-kapal asing dapat dibekali pengetahuan tentang Kuala Tanjung. "Sehingga bisa mempromosikan kepada para nakhoda dan perusahaan pelayaran asing agar nantinya dapat menggunakan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan sandar," tambah Menhub.

Di depan para stakeholders yang hadir, Menhub Budi memaparkan proyek pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung dan Pemanduan Di Selat Malaka dan Selat Singapura. Terkait dengan Kuala Tanjung, Menhub menyampaikan akses ke pelabuhan akan segera dibangun, yaitu jalan tol dan rel kereta api, yang akan menghubungkan dengan wilayah industri di sekitarnya dan akan tersambung sampai ke Medan dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei.

Di samping itu, selain dibangun terminal kontainer dan terminal multiguna, di pelabuhan Kuala Tanjung juga dilengkapi kawasan industri dan perumahan. Total area yang tersedia di Pelabuhan Kuala Tanjung untuk pembangunan pelabuhan dan kawasan industri serta perumahan mencapai 3.000 Ha.

Mengenai pemanduan di Selat Malaka dan Selat Singapura, Menhub Budi menyampaikan agar para stakeholders dapat memanfaatkan jasa yang disediakan oleh Pelindo I tersebut. Sebagaimana diketahui, pemanduan tersebut telah diluncurkan pada tanggal 10 April 2017 di Batam.

Jasa pemanduan yang disediakan oleh Pelindo 1 adalah Iyu Kecil - Nongsa (70 NM), Horsburgh - One Fanthom Bank (260 NM), Horsburgh - Dumai (220 NM), Horsburgh - Pulau Berhala (425 NM), Horsburgh - Lhokseumawe (540 NM), Horsburgh - Pulau Sabang (680 NM) dan sebaliknya.

Menurut General Manager Pelindo 1 Batam, Herry Ams, saat ini sudah ada 1 perusahaan pelayaran anak usaha BUMN yang telah memanfaatkan jasa pemanduan dari Pelindo 1 untuk jalur Horsburgh - Lhokseumawe pp. Menurut Herry Ams, tarif Horsburgh - Lhokseumawe adalah sebesar 15.000 USD, kalau pp menjadi 30.000 USD.

Turut hadir pada pertemuan tersebut adalah Dubes RI untuk Singapura Ngurah Swajaya, Dirjen Perhubungan Laut A. Tonny Budiono dan Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto. (Yas)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya