4 Kemalangan Warga Pulau di Madura Sejak Listrik Padam

Salah satu kemalangan yang dialami warga pulau di Madura itu adalah terceburnya generator yang baru dibeli ke laut.

oleh Mohamad Fahrul diperbarui 16 Mei 2017, 20:00 WIB
Salah satu kemalangan yang dialami warga pulau di Madura itu adalah terceburnya generator yang baru dibeli ke laut. (Liputan6.com/Mohamad Fahrul)

Liputan6.com, Sumenep - Rusaknya mesin generator Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Kecamatan Pulau Giligenting, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang tak kunjung diperbaiki membuat warga setempat menjalani malam dalam gelap. Jika terpaksa butuh cahaya, warga terpaksa menggunakan lampu teplok dan lilin.

Gelap gulita lantaran listrik padam di pulau tersebut sudah berjalan sekitar sebulan. Masyarakat yang ada di empat desa meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) segera menyelesaikannya agar listrik segera menyala sebab ongkos mereka untuk mendapatkan terang semakin membengkak.

Setiap malam warga yang tinggal di empat desa, yakni Desa Bringsang, Aeng Anyar, Gedugan dan Galis harus mengeluarkan uang minimal sebesar Rp 10.000 per malam untuk membeli lilin maupun minyak tanah sebagai bahan bakar lampu teplok.

Sedangkan, bagi warga yang memiliki mesin genset harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 40.000 per malam untuk membeli bahan bakar jenis premium.

"Bahkan, kalau orang yang tidak mampu terpaksa membuat lampu tradisional dari kaleng bekas yang berbahan bakar minyak goreng," ujar Eko Wahyudi, salah satu warga Desa Gedugan, Kecamatan Pulau Gili Genting, kepada Liputan6.com, Senin, 15 Mei 2017.

Kekecewaan masyarakat atas pelayanan PLN terus bergulir. Penyediaan layanan listrik di pulau itu tidak berjalan normal sejak setahun lalu. Sebelumnya, listrik di empat desa dipadamkan secara bergantian. Tetapi akhir-akhir ini, pemadaman listrik terjadi secara merata.

"Kalau sebelum-sebelumnya pemadaman listrik digilir setiap satu paket yang terdiri dari dua desa, di pulau ini kan ada empat desa. Jadi sekarang menyala, besok harinya padam dan listrik menyala di desa lainnya, itu masih mending ketimbang mati total," jelasnya.

Eko mengaku, padamnya listrik menambah beban warga di wilayah Pulau Giligenting. Warga yang mengandalkan listrik untuk mendapatkan air bersih melalui mesin pompa tambah kelimpungan.

Mereka kini terpaksa menggunakan cara tradisional dengan menimba air menggunakan ember plastik yang diberi tali sebagai penariknya guna bisa memenuhi kebutuhan memasak dan mandi.

"Jadi jangan dibiarkan listrik ini padam terlalu lama, kasihan masyarakat di sini, mereka semuanya butuh listrik," ucap dia.

Sementara, Kepala PLN Rayon Sumenep, Slamet mengatakan, beberapa hari lalu mesin generator baru sudah tiba ke daerah ini. Namun, saat hendak menyeberang menuju pulau itu terjadi musibah hingga generator yang baru dibeli tercebur ke laut. Akhirnya, mesin tersebut gagal digunakan lantaran barangnya cacat dan kemudian dikembalikan lagi kepada pabriknya.

"Karena saya belinya barang baru, maka saya minta ganti yang baru, sebab saya tidak mau menerima barang yang sudah cacat karena itu barang mahal," kata Slamet.

Ia berharap berharap sebelum Ramadan, mesin generator yang dipesan kembali datang sebagai ganti yang tercebur ke laut agar awal Ramadan nanti, listrik yang ada di Pulau Giligenting sudah normal kembali seperti sediakala.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya