Liputan6.com, Jakarta Siapa sangka, sampah sedotan yang sering disepelekan oleh para konsumen makanan cepat saji, mampu mencemari lautan di Jakarta? Kenyataan ini membuat salah satu gerai makanan cepat saji, mencanangkan aksi mengurangi penggunaan sedotan di gerai makanan tersebut.
Gerakan minum tanpa sedotan ini dicanangkan pada 9 Mei 2017 oleh KFC Indonesia untuk mengurangi sampah plastik khususnya sedotan sekali pakai. Aksi ini juga didukung oleh Drivers Clean Action dengan melakukan aksi memberishkan pesisir Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu pada tanggal 10 Mei 2017.
Advertisement
“Kami mengajak para konsumen untuk mengurangi sampah plastik khususnya sedotan plastik sekali pakai dengan cara menolak sedotan plastik saat memesan minum di KFC dan dimanapun. Kegiatan membersihkan laut dan pantai di Pulau Pramuka ini membuktikan betapa besarnyaa kontribusi sedotan terhadap sampah di laut,” ungkap Hendra Yuniarto, General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia.
Ternyata dalam aksi pembersihan sampah di laut dan pantai Pulau Pramuka, ada 81 kg sampah dengan komposisi terbesar berasal dari plastik kemasan. Sedangkan sampah dari sedotan sekali pakai sendiri memiliki berat 1,45 kg dari keseluruhan sampah yang berhasil diambil.
“Hasil kegiatan bersih laut ini diharapkan dapat dipergunakan oleh khalayak umum dan sebagai tolak ukur untuk mengurangi jumlah sampah di laut dan pantai Pulau Pramuka serta wilayah lainnya,” ujar Swietenia Puspa Lestari, penggagas Drivers Clean Action (DCA).
Perkiraan pemakaian sedotan di Indonesia setiap harinya mencapai 94 juta batang yang berasal dari restoran, minuman kemasan dan sumber lainnya. Menurut data Drivers Clean Action pula, seluruh sedotan yang digunakan dapat mencapai Mexico City dari Jakarta, atau kira-kira sepanjang 17 ribu km.
Melalui gerakan tanpa sedotan ini, diharapkan dukungan konsumen untuk lebih peduli terhadap sampah plastik, terutama sedotan. Tentunya mengubah kebiasaan minum tanpa menggunakan sedotan akan menyelamatkan laut dan biota laut di dalamnya.