Tenggak Soft Drink, Kopi, dan Minuman Energi, Remaja AS Tewas

Remaja AS, Davis Allen Cripe diduga mengkonsumsi minuman berkadar kafein tiga kali dalam dua jam.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 17 Mei 2017, 06:27 WIB
Ilustrasi Kafein (AFP)

Liputan6.com, South Carolina - Seorang remaja di Amerika Serikat meninggal dunia akibat overdosis kafein.

Davis Allen Cripe, nama korban, diduga memiliki kebiasaan menegak tiga minuman kafein setiap dua jam sekali.

Davis diketahui mengalami aritmia yaitu suatu tanda atau gejala gangguan detak jantung atau irama jantung.

Remaja asal South Carolina tersebut meninggal dunia pada 26 April 2016 lalu setelah sebelumnya pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Dalam konferensi pers pada Senin (16/5/2017), ahli forensik Gary Watts mengungkapkan, penyebab kematian remaja berusia 16 tahun itu.

Dikutip dari NBC News, Watts mengungkapkan dalam setiap dua jam Cripe mengkonsumsi segelas besar soft drink atau minuman ringan merek Mountain Dew, setelah itu disusul dengan secangkir kopi latte McDonald's, dan terakhir ia meminum sebotol energy drink atau minuman energi yang tidak diketahui mereknya.

Efek dari minuman yang kaya akan kafein itu, mengakibatkan detak jantung Cripe yang tidak beraturan. Dia mengalami kondisi bernama aritmia dan pingsan. Cripe sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak terselamatkan.

Menurut Watts, Cripe adalah remaja yang sehat, bukan pengkonsumsi alkohol apalagi narkoba. Namun jumlah kafein yang dikonsumsi Cripe sebelum meninggal sudah melebihi batas maksimal.

Bulan lalu sejumlah peneliti melaporkan bahwa minuman energi dapat menyebabkan perubahan fungsi jantung dan tekanan darah yang berbahaya.

"Minuman ini sangat berbahaya. Saya katakan kepada teman-teman dan keluarga untuk tidak meminumnya," kata Watts.

Sistem kerja kafein adalah menghambat molekul tubuh yang mengakibatkan kelelahan pada otak. Selain itu kafein juga mengeluarkan dopamine, membuat pengkonsumsinya merasakan rasa senang sehingga kerap dikonsumi untuk meningkatkan mood atau agar terus terjaga.

Disisi lain kafein juga bisa membuat kerja lambung meningkat, mengganggu pola tidur dan memicu perasaan gelisah.

Dr Robert Huizenga yang sering mengisi layar kaca dalam program "The Biggest Loser" mengatakan pengaruh kafein berbeda pada tubuh setiap orang.

"Seperti contohnya, bagi mereka yang memiliki sistem metabolisme lambat sulit untuk tidur setelah minum kopi, sementara yang metabolismenya cepat bisa meminum kopi seharian tanpa efek apapun," ujar Huizenga.

Menurut asosiasi dokter anak di AS atau American Academy of Pediatrics, anak-anak tidak boleh meminum kafein sama sekali karena berdampak buruk pada perkembangan sistem pernapasan dan syaraf.

"Kafein jelas adalah benda yang membuat kecanduan," tambah Huizenga.

Saksikan juga video berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya