Ayah Berutang demi Biayai Piknik Korban Tewas Bus Wisata Maut

Biaya piknik perpisahan yang harus dibayar korban sebelum tewas akibat kecelakaan bus wisata adalah Rp 1,2 juta.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 17 Mei 2017, 09:03 WIB
Biaya piknik perpisahan yang harus dibayar korban sebelum tewas akibat kecelakaan bus wisata adalah Rp 1,2 juta. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Perayaan kelulusan yang semestinya menuai gembira malah berujung duka bagi keluarga Sarifah Nurjanah (18). Ajal menjemputnya dalam kecelakaan bus wisata di Magelang, Jawa Tengah, pada Selasa, 16 Mei 2017 dalam perjalanan menuju Yogyakarta.

Siswi SMK Panca Karya Sentul, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, itu menjadi salah satu korban tewas akibat rem Bus Subur Jaya blong hingga terguling. Padahal, anak kelima dari pasangan Asep Suryana (50) dan Yumsilah (47) itu awalnya tak hendak ikut wisata sekolah.

Asep, ayah korban, menuturkan tidak memiliki biaya untuk membayar acara perpisahan kelulusan senilai Rp 1,2 juta per orang. "Saya sempat bilang ke anak saya, uang segitu dari mana. Buat sehari-hari saja bingung nyarinya," ujar mantan sopir angkot itu saat ditemui di kediamannya Selasa, 16 Mei 2017.

Sementara, Yumsilah sudah beberapa bulan terbaring di tempat tidur karena sakit. Tak mau menyerah, putrinya yang akrab disapa Sari itu nekat bekerja paruh waktu. Usai bersekolah, ia langsung pergi bekerja sebagai karyawan toko di kawasan Citeureup.

Namun karena baru bekerja sekitar dua minggu sebelum kejadian, uangnya hanya cukup untuk bekal selama empat hari di Yogyakarta. "Kalau biaya wisatanya, baru kebayar Rp 300 ribu. Itu juga saya dapat berutang," ujarnya sedih.

Saat anaknya dalam perjalanan, pria pengangguran ini sempat mendapat firasat buruk. Sepanjang malam, ia gelisah.

"Malamnya itu enggak bisa tidur. Sering keluar masuk kamar. Pikiran gelisah," ucapnya.

Selasa pagi, Asep mendapat kabar dari teman Sari jika bus yang ditumpangi anaknya itu mengalami kecelakaan. Ia lantas mendatangi sekolah untuk memastikan kebenaran kabar tersebut.

"Setelah guru bilang iya dan anak saya meninggal, saya langsung lemas," ucap Asep dengan mata berkaca-kaca.

Asep tidak menyangka kepergian anaknya untuk merayakan perpisahan sekolah merupakan perpisahan untuk selamanya. Kini, Asep hanya bisa pasrah dan menunggu kedatangan jasad anaknya dibawa ke rumah duka.

Rumah mereka yang berlokasi di Kampung Sangkali RT3/3, Desa Sukahati, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, sejak Selasa sore banyak didatangi pelayat. Rencananya, Sari akan dimakamkan di makam keluarganya tepat di depan rumahnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya