Strategi Pemerintah Genjot Investasi Pencarian Migas

Penurunan harga minyak dunia sejak 2014 membuat investor mengurungkan niat menanamkan modal pada kegiatan pencarian migas atau hulu.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Mei 2017, 16:43 WIB
Saat pertemuan dengan anggota Indonesian Petroleum Association (IPA), Menteri ESDM Ignasius Jonan paparkan kunci tingkatkan iklim investasi.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah sedang menggenjot peningkatan investasi pada sektor hulu minyak dan gas bumi (migas). Hal ini bertujuan agar kegiatan pencarian migas di Indonesia lebih atraktif.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan,‎ agar investor  bergairah menanamkan modalnya di Indonesia, pemerintah melakukan penyederhanaan dan percepatan perizinan.

"Peran pemerintah bagaimana untuk mendorong investasi migas, yang saya bisa lakukan sesuai arahan presiden mempercepat perizinan dan sebagainya," kata Jonan, saat menghadiri, The 41 Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition, Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (17/5/2017).

Jonan pun mengimbau, lembaga yang berkaitan dengan kegiatan hulu migas, yaitu Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), untuk mengakselerasi perizinan industri migas yang mengalami perlambatan.

‎"Pak Amien (Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi) memberikan perizinan dengan cepat, industri ini memang lambat," ucap Jonan.

Selain dari sisi pemerintah‎, percepatan kegiatan hulu migas juga harus dilakukan perusahaan yang mencari migas di Indonesia. Jonan pun menginginkan pemangkasan proses pengembangan proyek wilayah kerja migas.

"Ini saya minta rekan-rekan KKKS bias lebih praktis dan sebagainya, kalau bisa diajukan ke saya bagaimana menyederhanakan ini supaya proses tidak berkepanjangan, karena apa ini memproduksi barang yang naik turun kalau prosesnya tahunan ada yang salah dengan ini," tutur Jonan.

Sebelumnya, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, penurunan harga minyak dunia sejak 2014 membuat investor mengurungkan niat menanamkan modal pada kegiatan pencarian migas atau hulu. Hal ini menjadi faktor penyebab menurunnya investasi pada kegiatan hulu‎ migas Indonesia.

"Jadi investasi penyebab utama turunnya harga minyak di akhir 2014 sampai sekarang belum naik setinggi dulu karena investasi juga belum naik," kata Amien, dalam sebuah diskusi bagaimana meningkatkan iklim investasi untuk mendukung kemandirian energi nasional, di Paramadina Graduate School Programs, kemarin.

Menurut Amien, kondisi tersebut tidak hanya dialami Indonesia, tetapi juga dialami negara lain. Di negara asal, perusahaan migas asing juga mengalami kesulitan dan juga mengurangi investasi‎.

"Faktor utama itu, jadi penurunan investasi tidak hanya di Indonesia tapi  juga di negara lain. Mereka di sana juga kesulitan investasi, apalagi ke sini. Faktor harga minyak paling utama," papar Amien.

Amien mengungkapkan, penurunan investasi pada kegiatan hulu migas berdampak negatif pada industri penunjang, sehingga kegiatan produksi industri tersebut mengalami penurunan sampai 30 persen. Akibatnya, perputaran ekonomi menurun dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

"Investasi migas turun karena harga minyak. Berakibat itu ke industri pendukung lebih besar," tutup Amien.

‎Berdasarkan data Indonesian Petroleum Association (IPA), investasi pada sektor hulu migas Indonesia pada 2016 menurun 26 persen dibanding 2015, dari US$ 15,34 miliar menjadi US$ 11,15 miliar.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya