Liputan6.com, Jakarta - Kehebohan ransomware WannaCry yang menyerang banyak negara berangsur menurun. Namun serangan itu masih menyisakan pertanyaan, mengapa banyak fasilitas kesehatan menjadi korban?
Seperti diketahui, di Inggris, komputer yang menjadi korban serangan ini, merupakan komputer milik fasilitas kesehatan. Meskipun tak sebanyak di Inggris, salah satu fasilitas kesehatan di Indonesia juga terkena serangan ini.
Dikutip dari CNN Money, Rabu (17/5/2017), komputer dengan software lawas yang kebanyakan berada di fasilitas kesehatan, menjadi alasan kuat mengapa banyak fasilitas kesehatan menjadi sasaran malware tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Bill Marsh, seorang veteran di bidang teknologi informasi kesehatan dan peneliti keamanan di The Phobos Group menyebut tak banyak orang menyadari alat-alat di rumah sakit--mesin MRI, ventilator, dan beberapa mikroskop--pada dasarnya merupakan komputer.
Seluruh peralatan itu dilengkapi software yang kerap membutuhkan pembaruan berkala. Namun tak jarang, produsen alat berhenti memberikan dukungan pembaruan setelah sekian lama, sehingga alat itu menjadi rentan terhadap serangan malware.
"Saat berada di tengah operasi, ketika terkena serangan, mesin apa pun tak dapat dijalankan, dan solusinya adalah metode manual," ujar Marsh.
Oleh sebab itu, menurutnya, peralatan kesehatan dengan keamanan buruk dapat membahayakan pasien. Ia pun menyarankan fasilitas kesehatan harus melakukan audit berkala pada peralatannya.
Di samping itu, perlu dilakukan pembagian jaringan, sehingga saat satu jaringan diserang, penyebarannya tak langsung meluas ke seluruh sistem.
(Dam/Why)