Liputan6.com, Jakarta
Kesenian tradisional dolalak, buncis, kentongan bakal meramaikan pembukaan Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) ke-51 yang bakal dihelat di Keuskupan Purwokerto tepatnya di Katedral Purwokerto, Jl. Gereja no. 3, Purwokerto, Jawa Tengah.
Pada perayaan ekaristi pembukaan 22 Mei, Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Purwokerto sebagai panitia lokal bahkan menampilkan kesenian lokal Banyumasan lain seperti calung, gamelan, keroncong serta tarian tradisional lengger. Demikian juga pada momen malam budaya 27 Mei. Gelaran wayang wahyu sebuah pertunjukan wayang kulit yang ceritanya diambil dari kisah dalam Alkitab akan disajikan untuk semua kalangan di wilayah itu.
Advertisement
"Kesenian-kesenian itu nyaris punah maka harus dimunculkan lagi. Kearifan lokal ini mengajarkan banyak nilai lewat budaya tutur yang dibawanya,"ujar Ketua Komsos Keuskupan Purwokerto Pastor Teguh Budiarto Pr, Rabu (17/5/2017) di Purwokerto.
Menurut Teguh, berbagai kabar buruk seperti peperangan, kekerasan, perselisihan dan pertikaian di mana-mana juga menyebarnya kebohongan (hoaks) di jagad media sosial membuat masyarakat kita resah dan gelisah. Karena itu, kembalinya kearifan lokal dan bangkitnya budaya warisan leluhur diharapkan dapat melawan dan menjadi penyeimbang atas situasi ini.
"Kami ingin memberi harapan bahwa metode budaya tutur sebagai warisan nilai-nilai luhur nenek moyang ini dihidupkan lagi di masyarakat kita,"ujar Teguh.
Media sebagai penyeimbang
Gereja Katolik dalam hal ini Paus Fransiskus juga menyampaikan pesan penting kepada seluruh orang beriman terutama awak media agar berperan menyeimbangkan dan menyejukkan suasana dengan selalu mewartakan kabar-kabar yang menggembirakan.
Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (Komsos KWI) Pastor Kamilus Pantus Pr menyebutkan tema hari komsos kali ini bertajuk “Jangan Takut, Aku Besertamu : Komunikasi Harapan dan Iman”. Kata-kata peneguhan ini dikutip dari Kitab Nabi Yesaya 43:5 dan memberi tanda bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan manusia.
Tema ini menurut Kamilus mengajak semua orang beriman melihat bagaimana cara Tuhan bekerja bagi manusia. Dia bukan Allah yang membiarkan, memisahkan diri, melainkan Allah yang ada bersama manusia. Dia aktif hadir menolong manusia agar berani menyampaikan harapan dan iman kepada sesama manusia di zaman ini.
“Kita berharap, dengan gerak bersama yang dimotori Bapa Suci, Gereja Katolik di seluruh dunia bangkit bersama menghayati, menghidupkan dan menyampaikan harapan dan kepercayaan kepada siapa saja. Kita sambut ajakan Bapa Suci dengan mengimani betapa Allah tidak pernah berhenti menjadi Bapa untuk semua orang di dalam segala situasi,”ujar Kamilus.
Selain berbagai kegiatan budaya, PKSN ke-51 akan diramaikan dengan kegiatan seperti seminar tentang literasi media di Akademi Maritim Nusantara, Cilacap, seminar komsos sedunia di STIKOM (Sekolah Tinggi Komputer), pelatihan pembuatan video, menulis kreatif, lomba debat dan melukis. Juga ada sesi pembentukan karakter dengan mengolah kemampuan pikiran bagi orang muda Katolik (OMK). Seluruh acara ditutup dengan Perayaan Ekaristi meriah diiringi orkestra di Gereja Katedral pada 28 Mei.