Liputan6.com, Sidoarjo - Masih banyak cara berkendara yang kurang diperhatikan pengendara motor. Para penglaju ini lebih mengandalkan insting, termasuk dalam hal mengerem, berbelok, dan lain sebagainya.
Padahal, bahkan sampai hal-hal sederhana sisi kaki mana yang harus diturunkan ketika motor berhenti saja ada ilmunya. Ketika motor berhenti, maka sebetulnya lebih baik menurunkan kaki yang sebelah kiri ketimbang kanan.
Advertisement
Chief Instructor Safety Riding Astra Honda Motor (AHM), Johanes Lucky, mengatakan bahwa alasannya sangat logis. Kaki kiri yang diturunkan karena ia berfungsi untuk menginjak gigi, sementara kanan adalah untuk menahan laju kendaraan.
"Turunkan kaki kiri, kanan tetap di pedal rem, untuk bersiaga agar motor tidak maju atau mundur," ujarnya, dalam acara Astra Honda Safety Ricing Instructor Competition (AH-SRIC) 2017 yang dihelat di Sidoarjo, Rabu (18/5) kemarin.
Hal ini berguna terutama ketika motor berhenti di lintasan tanjakan atau turunan. Motor harus dibuat statis dengan rem belakang, sebab mengandalkan rem depan (dengan menekan tuas pakai tangan kanan) akan lebih sulit.
Jika pakai rem depan, ketika motor harus jalan lagi, maka tangan kanan akan kesulitan dalam memutar gas, apalagi jika yang dipakai adalah motor kopling. Ini berpotensi membuat motor mundur sebelum bergerak ke depan.
Hal yang sama juga berlaku pada pengguna motor matik, meskipun tidak sesentral jika pakai motor konvensional. Lucky mengatakan, ini berkaitan dengan sistem berkendara di Indonesia yang pakai jalur kiri.
Lucky mengatakan, sistem tersebut membuat ruas jalan yang semakin ke kiri semakin aman, terutama jika jalan itu dua arah tanpa pembatas.
"Lalu lintas kita kan di kiri. Jadi itu bagian yang aman. Motor matik juga ambil acuannya ke situ," tutupnya.