Liputan6.com, Washington DC - Departemen Kehakiman Amerika Serikat menunjuk mantan bos FBI, Robert Mueller, sebagai special counsel atau penasihat khusus untuk mengawasi penyelidikan federal terhadap dugaan keterlibatan Rusia dalam pilpres AS 2016.
Seruan ditunjuknya pihak khusus untuk mengawasi penyelidikan telah meningkat sejak Donald Trump memecat direktur FBI, James Comey, pada pekan lalu.
Selain itu, terdapat juga tudingan bahwa Trump meminta Comey untuk memberhentikan penyelidikan adanya hubungan antara mantan penasihat keamanan nasional AS, Michael Flynn, dengan Rusia. Flynn dipaksa mengundurkan diri pada Februari lalu karena dituding menjalin kontak dengan Dubes Rusia untuk membahas soal sanksi sebelum Donald Trump dilantik jadi presiden.
Baca Juga
Advertisement
Keputusan penunjukan Robert Mueller sebagai special counsel mendapat pujian oleh politikus dari kedua pihak.
Wakil Jaksa Agung Rod J. Rosenstein mengumumkan keputusan itu seminggu setelah meningkatnya tekanan politik di Departemen Kehakiman, untuk memastikan bahwa penyelidikan tersebut tetap berjalan independen di Gedung Putih.
"Berdasarkan keadaan khusus, kepentingan umum mengharuskan saya untuk menempatkan penyelidikan ini di bawah wewenang seseorang yang melakukan tingkat independensi dari serangkaian perintah normal," ujar Rosenstein seperti dikutip dari Los Angeles Times, Kamis (18/5/2017).
Rosenstein juga mengatakan penasihat khusus dibutuhkan agar warga Amerika memiliki kepercayaan diri penuh akan hasil penyelidikan.
Dengan posisi barunya, Mueller memiliki kemampuan untuk merekrut staf baru dan mengajukan anggaran dari Departemen Kehakiman. Ia juga akan mengundurkan diri dari firma hukumnya, WilmerHale.
Mueller mengepalai FBI dari 2001 hingga 2013. Ia dipilih oleh Presiden George W Bush tahun 2001, dan dipillih kembali oleh Barrack Obama. Sebelumnya, pria kelahiran 7 Agustus 1944 itu menjabat sebagai Jaksa AS untuk Distrik Utara California.
Ia memiliki wewenang untuk memastikan penyelidikan yang penuh dan menyeluruh terhadap upaya Pemerintah Rusia untuk mengintervensi pilpres AS 2016. Selain itu, Mueller memiliki kewenangan untuk menyelidiki hubungan dan atau koordinasi antara pemerintah Rusia dan individu-individu yang terlibat dengan kampanye Donald Trump.
"Bangsa kita berdasarkan aturan hukum dan masyarakat harus diyakinkan bahwa pejabat pemerintah mengelola hukum dengan adil," tulis Rosenstein.
Bertanggung Jawab Kepada Jaksa, Bukan Presiden...
Menurut Vox, special councel ini ditunjuk secara langsung oleh kepala departemen kehakiman AS atau jaksa agung. Penunjukkannya sedikit berbeda dibanding sebelumnya, yaitu oleh panel tiga hakim independen.
Dan yang paling penting adalah, special councel -- dalam hal ini Mueller-- bertanggung jawab secara langsung kepada Jaksa Agung AS. Ia memiliki hak mengajukan dakwaan pidana dalam penyelidikan dewan juri.
Meski demikian, jaksa agung dapat memecatnya setiap saat dan menolak keputusan yang mereka buat saat menyelidiki atau mengadili kasus tersebut. "
Namun, kabar tersebut hampir pasti disambut di Capitol Hill sebagai langkah penting menuju penyelidikan nonpartisan mengenai skandal terbesar yang saat ini mendominasi Washington.
"Kepercayaan orang Amerika terhadap sistem peradilan pidana kami ada di tangan Mr. Rosenstein," kata Senate Minority Leader Chuck Schumer kepada wartawan awal pekan ini. "Investigasi ini harus dijalankan jauh dari Gedung Putih ini dan sejauh mungkin dari siapapun yang ditunjuk oleh si presiden ini."
Ini baru kali kedua special counsel ditunjuk. Pada 1999, mantan Senator AS Jack Danforth ditunjuk sebagai special counsel untuk menyelidiki penyergapan mematikan di pemukiman Branch Davidian, Waco, Texas.
Saksikan juga video berikut ini: