Liputan6.com, Surabaya - Touring sepeda motor adalah kegiatan yang menyenangkan. Karena itu, semua komunitas pasti menjadikannya kegiatan wajib.
Sama seperti berkendara pada umumnya, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan menjelang touring. Ini adalah hal-hal umum semacam memastikan bahwa sepeda motor dan si pengendara itu sendiri dalam keadaan fit.
Selain itu, ada pula yang perlu diperhatikan secara kolektif. Salah satunya adalah bagaimana formasi berkendara yang benar.
Menurut Sohibul Karim, Koordinator Touring Honda MegaPro Club Indonesia Chapter Sidoarjo sekaligus pemenang Honda Safety Riding Instructor Competition (HS-RSIC) 2017 kategori Advisor Community Sport, formasi berkendara tergantung keadaan jalan.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau jalan lengang, itu masih bisa berjalan berdampingan, berjajar. Tapi kalau sudah ramai, jalan satu baris," ujarnya di malam penganugerahan HS-RSIC 2017 yang dihelat di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/5) kemarin.
Tentu, baik saat berjajar ataupun dalam satu baris, jarak aman antara satu motor dan motor lainnya harus tetap diperhatikan.
Jumlah satu rombongan pun tidak boleh terlalu banyak. Menurut Sohibul, idealnya satu rombongan ada tujuh motor. Menurutnya, rombongan yang kecil dapat membuat berkendara lebih nyaman dan bisa mengurangi arogansi di jalan.
"Per rombongan bisa tujuh. Berangkatnya tiap 15 menit sekali. Nanti rombongan paling terakhir bagian 'sapu ranjau'. Tugasnya bawa sparepart, kunci, kalau-kalau ada masalah pada rombongan lain," terangnya.
Dalam satu rombongan ini, usahakan agar ada minimal satu orang yang tahu jalan.
Selain tim sweeping, Sohibul yang di komunitasnya bertanggung jawab untuk mengurusi touring mengatakan bahwa dalam satu kelompok juga harus ada beberapa petugas lain. "Ditambah ada ketua rombongan dan bloker, kalau lebih dari 10," tutupnya.