Meriam Tewaskan 4 Prajurit TNI di Natuna Buatan Tiongkok

Seluruh pihak yang terlibat akan dimintai keterangan, termasuk prajurit yang mengoperasikan meriam Giant Bow asal Tiongkok tersebut.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 18 Mei 2017, 12:10 WIB
Letnan Jenderal TNI Mulyono memberikan pidato usai serah terima jabatan Kepala Staf TNI AD dari Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kepada Letnan Jenderal TNI Mulyono di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta, Rabu (15/7/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - TNI mengirim tim investigasi untuk mencari penyebab kecelakaan meriam saat latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Natuna, Kepulauan Riau. Kecelakaan tersebut menewaskan empat prajurit TNI AD yang tengah berlatih tersebut.

"Yah kan yang lain tidak, ini macet tentu ada sesuatunya. Nah, ini yang kita investigasi," kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/5/2017).

Mulyono mengatakan, tim saat ini masih bekerja untuk mendalami insiden itu. Dia mengatakan, seluruh pihak yang terlibat akan dimintai keterangan, termasuk prajurit yang mengoperasikan meriam Giant Bow asal Tiongkok tersebut.

"Yah iya lah semua ditanya sesuai prosedur terkait," dia menjelaskan.

Mantan Pangkostrad itu tidak berbicara banyak. Menurut Mulyono, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo lebih berkompeten untuk menjelaskan karena PPRC ada di bawah komando langsung Panglima TNI.

Sebelumnya, kecelakaan latihan terjadi di Natuna kemarin. Senjata Giant Bow yang dioperasikan prajurit dari Batalyon Arteleri Pertahanan Udara (Arhanud) 1/Kostrad lepas kendali. Senjata yang seharusnya menembak drone malah mengarah ke prajurit lain.

Hilang kendali Giant Bow ini diduga karena adanya kerusakan pada pembatas elevasi pada bagian kiri. Sebanyak 12 prajurit menjadi korban, 4 di antaranya meninggal dunia. Sedangkan, sisanya mengalami luka dan tengah menjalani perawatan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya