KPPU: Impor Jadi Satu-satunya Solusi Tekan Harga Bawang Putih

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (Kementan), kebutuhan bawang putih nasional mencapai 500 ribu ton per tahun.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Mei 2017, 16:00 WIB
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengecek kualitas bawang putih yang diimpor dari Tiongkok saat operasi pasar di Pasar Induk Kramat Jati, Rabu (17/5). Sebanyak 9.000 ton bawang putih dijual dengan harga Rp 25 ribu per kg. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan importasi menjadi satu-satu solusi untuk menekan lonjakan harga bawang putih. Selama ini Indonesia melakukan impor bawang putih dari sejumlah negara seperti China, India dan Australia.

Ketua KPPU Syarkawi Rauf mengatakan, banyak daerah di Indonesia sampai saat ini belum bisa memproduksi bawang putih memenuhi permintaan dalam negeri. Untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, pada tahun lalu Indonesia mengimpor ‎448 ribu ton bawang putih.

"Iklim kita memang tropis tapi belum bisa menghasilkan bawang putih untuk kebutuhan rakyatnya, kebanyakan bawang putih yang beredar itu hasil impor," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (18/5/2017).‎

Syarkawi menyatakan pihaknya sempat melakukan inspeksi mendadak di beberapa pasar tradisional dan pasar modern, termasuk di Makassar. Dari sidak tersebut, terbukti jika langkah impor menjadi opsi satu-satunya untuk menekan harga, meningkatkan stok yang tersedia dan mengakomodir kebutuhan masyarakat.

"Kalau banyak bawang putih impor yang beredar, yah memang harus seperti itu. Karena kita tidak menghasilkan bawang putih sendiri. Beda dengan bawang merah, bawang merah itu kita surplus, jadi tidak perlu impor," kata dia.

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (Kementan), kebutuhan bawang putih nasional mencapai 500 ribu ton per tahun. Jumlah tersebut, tentu tidak dapat dipenuhi oleh Perum Bulog saja tetapi juga harus melibatkan importir swasta "Sehingga juga harus mengandalkan importir umum maupun importir produsen," tandas dia.

Sebelumnya Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, untuk meredam gejolak harga bawang putih. Pemerintah telah pasokan komoditas tersebut ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur hingga mencapai 9.000 ton.

Pasokan bawang putih tersebut diharapkan akan membantu mempercepat penurunan harga bawang putih di tingkat pedagang. Selain ini juga untuk memastikan tidak ada lagi kenaikan harga saat Ramadan dan Lebaran nanti.

"Setiap hari akan ada 2 kontainer yang akan masuk hingga Ramadan akan ada 9.000 ton bawang putih," ujar dia di Jakarta, Rabu (17/5/2017).

Pasokan bawang putih tersebut akan dilakukan secara bertahap per hari sebanyak 29 ton. ‎Bawang putih tersebut juga dijual dengan harga yang murah, yaitu sebesar Rp 25 ribu per kg.

"Hari ini masuk ke Pasar Induk Kramat Jati sebanyak 2 kontainer setara 29 ton, harga bawang putih ini akan dijual dengan harga 25.000 per kg," kata dia.

Dengan pasokan sebesar ini, lanjut Amran, maka tidak ada lagi alasan terjadinya gejolak harga bawang putih dan pangan lainnya saat Ramadan dan Lebaran nanti. (Dny/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya