Liputan6.com, Jakarta - Untuk pertama kalinya, Facebook menggelar News Day di Jakarta, Kamis (18/5/2017) kemarin. Dalam acara yang merupakan bagian dari Facebook Journalism Project ini, perusahaan teknologi tersebut menyelenggarakan workshop hands-on, pelatihan produk, serta diskusi panel mengenai literasi berita dan media bagi jurnalis di Indonesia.
Selama sesi berlangsung, para jurnalis dan praktisi pemberitaan mempelajari pemanfaatan berbagai fitur yang ada di Facebook dan Instagram, termasuk Facebook Live, Instant Articles, CrowdTangle, dan kursus e-Learning yang bisa mereka gunakan dalam pekerjaan mereka sehari-hari.
Dalam acara yang berlangsung selama satu hari ini, peserta workshop juga mendapatkan kesempatan untuk mengikuti sesi mengenai praktik terbaik maupun kisah sukses dari pemanfaatan platform Facebook untuk pelaporan berita.
“Facebook telah menjadi platform yang penting bagi masyarakat Indonesia untuk saling terhubung satu sama lain dan mengetahui apa yang terjadi pada mereka. Dengan lebih dari 96 juta di Indonesia mendiskusikan berbagai ide dan berbagi berita di Facebook, kami berkomitmen untuk membangun komunitas dengan keterpaparan informasi yang cukup di mana ekosistem berita sehat dan industri jurnalistik bisa berkembang dengan baik," ujar Ken Teh, Head of News Partnerships Facebook APAC melalui keterangannya.
Ken Teh menegaskan bahwa pihaknya sangat serius dalam menjalankan peran ini, khususnya dalam bermitra dengan organisasi berita untuk membantu mendukung misi tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Untuk diketahui, perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg ini memperkenalkan Facebook Journalism Project pada Januari 2017 untuk berkolaborasi dengan para mitra guna meningkatkan produk serta layanan yang lebih baik pada industri berita.
Facebook telah terhubung dengan berbagai pemimpin di kantor berita dan jurnalis terkemuka dari seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat, India, Indonesia, dan Singapura untuk mendapatkan saran serta masukan mereka dalam memahami bagaimana Facebook bisa mendukung kantor berita dengan lebih baik, mempromosikan media independen, dan meningkatkan penyampaian berita di platform Facebook.
Berbagai upaya telah dilakukan Facebook guna membangun sebuah komunitas yang aman dan lebih memahami konteks sebuah informasi. Di antaranya adalah Social Impact Hackathon yang dilaksanakan tahun lalu untuk membantu membuat platform dan perangkat-perangkat digital untuk mempromosikan pluralisme dan perdamaian yang disebut Beda Tapi Satu (Different But One).
Kemudian, kampanye global “Think Before You Share” dengan Sudah Dong, sebagai komunitas yang berkecimpung dalam upaya pencegahan bullying dan Yayasan Cinta Anak Bangsa.
Tak lupa Facebook juga menyediakan perangkat edukasi literasi berita yang ditampilkan di bagian atas News Feed untuk menunjukkan tips bagaimana menemukan berita palsu dan perangkat edukasi di Pusat Bantuan Facebook.
“Tujuan kami adalah untuk mengumpulkan saran dan masukan sebanyak mungkin dari kantor berita serta jurnalis lokal sekaligus bekerja sama untuk mencari solusi atas berbagai tantangan industri dalam menyampaikan berita yang otentik kepada pembaca di Facebook," Keh Teh menambahkan.
Pada dasarnya, jelas Keh Teh, tujuan Facebook Journalism Project adalah memperkuat dan memperluas hubungan berkelanjutan yang sudah Facebook miliki sejauh ini dengan para jurnalis.
"Ini hanya langkah awal dari upaya yang kami lakukan dalam hal ini dan masih banyak hal yang harus kami lakukan," pungkasnya.
(Isk/Why)