Liputan6.com, Manchester - Meski berpeluang meraih gelar Liga Europa 2016/2017, musim debut Jose Mourinho bersama Manchester United (MU) bisa dibilang tak cukup memuaskan. Pasalnya, MU kesulitan menghadapi persaingan di Liga Inggris.
Bicara soal penilaian Mourinho di MU memang menimbulkan pro dan kontra. Ada pihak yang menyebut MU sukses menjadi pelatih MU, tapi ada pula yang menyebutnya gagal. Disebut sukses, karena MU sudah mengamankan dua gelar di musim ini. Dua gelar yang dimaksud adalah Community Shields dan Piala Liga Inggris.
Baca Juga
Advertisement
Sebaliknya, pihak yang menyebutnya gagal menilai karena performa inkonsisten MU di Liga Inggris. Seperti diketahui, MU sudah dipastikan gagal mendapatkan tiket Liga Champions dari jalur finis di empat besar klasemen Liga Inggris.
"Saya mencoba untuk menganalisa kenyataan sebelum saya tiba di klub, tapi Anda hanya menganalisa kenyataan saat saya sudah di dalam. Musim pertama sangat sulit. Ia menikmati musim kedua karena saya tahu tidak akan melakukan kesalahan," kata Mourinho, seperti dilansir Soccerway.
Awalnya, banyak yang menduga Mourinho akan membuat MU tampil superior di semua kompetisi musim ini. Itu karena Mourinho telah menghabiskan 185 juta euro hanya untuk membeli tiga pemain. Bahkan, Mourinho sampai membuat Paul Pogba menjadi pemain termahal di dunia saat ini.
Tetap Optimistis
Sayang, nasib MU di Liga Inggris tak sebagus kualitas skuatnya. Dari 37 pertandingan, hanya 17 kemenangan yang bisa diraih Setan Merah. Sisanya, mereka 15 kali tertahan dan lima kali menelan kekalahan.
"Saya selalu memilih pertanyaan, apa yang terjadi hingga sukses MU terhenti dalam tiga, empat, atau lima musim terakhir? Jawabannya: Liga Inggris, kekuatan ekonomi di banyak klub. Stabilitas yang bisa diberikan klub," jelas Mourinho.
"Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan pada skuat MU. Hal yang bagus adalah klub tahu, dewan tahu, dan kami bersama dalam proses ini," ia menambahkan.
Advertisement