Liputan6.com, Jakarta Popularitas Bali di mata internasional tak dapat diragukan lagi. Maka tak heran bila nuansa internasional sangat mudah ditemukan di Pulau Dewata. Meski demikian, identitas bangsa yang selalu mengangkat budaya lokal pun tak boleh ditinggalkan.
Hal ini diangkat oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) Denpasar bekerja sama dengan TS Suites mempersembahkan Bali Fashion Trend (BFT) 2018. Ketua IFC Denpasar Dwi Iskandar mengatakan, tema besar yang diangkat BFT 2018 adalah spring/summer 2018 dengan membawa nuansa internasional tanpa harus melupakan budaya dan kekayaan lokal kita.
Advertisement
"Kami ingin menyampaikan jika kami bisa menghasilkan karya dan produk yang tidak kalah dengan brand-brand dan perancang luar negeri. Dan kami memiliki kekuatan tersendiri yang bisa diolah untuk bersaing dengan mereka," ujarnya dalam konferensi pers di Bali, Jumat (19/5/2017).
Kain lokal seperti tenun, batik, dan songket dikemas dalam karya-karya modern yang berpotensi mendunia. Para desainer pun fokus pada gaya dan karakter busana yang modern dan kontemporer meski tetap dengan ciri khas lokal.
BFT 2018 diikuti 40 peserta, antara lain Vera Koraag, Angeliqa Wu, Acakacak, Andreas Lim, Fenny Salim, Milo Migliavacca, Weda Gita, Nine, Dimas Dwitanto, Ali Charisma, dan masih banyak lagi. Mereka tak hanya anggota IFC Denpasar, tetapi juga IFC Surabaya, Padang, Yogyakarta, dan Medan.
Ketua IFC Ali Charisma mengatakan, ini adalah tahun kedua IFC bekerja sama dengan TS Suites untuk mengadakan Bali Fashion Trend. Acara ini mendukung tujuan utama IFC agar karya desainer lokal lebih diterima lagi oleh masyarakat dalam dan luar negeri.
"Selain acara fashion, IFC juga berfokus ke pengembangan para anggotanya. Seperti pemberian edukasi soal desain dan pengembangan bisnis," tutur Ali.