Liputan6.com, Jakarta - Nama Naufal Raziq mencuat setelah berhasil menemukan energi listrik dari pohon kedondong pagar. Hal tersebut menjadi prestasi sendiri bagi Indonesia, karena ada anak bangsa dapat menciptakan listrik dengan sumber energi yang belum umum digunakan.
Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Langsa Aceh ini menceritakan awal penelitian yang dilakukannya hingga akhirnya bisa menemukan energi listrik di pohon kedondong pagar.
Naufal terinspirasi mencari listrik dari tanaman ketika duduk di kelas VII. Saat itu dia mempelajari adanya tegangan listrik dari kentang yang dimasukkan ke dalam lempengan tembaga.
"Jadi disitulah Naufal terinspirasi untuk menemukan listrik dari kedondong pagar," ucap Naufal, di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (19/5/2017).
Naufal yang bercita-cita menjadi ilmuwan bidang kelistrikan ini konsisten mengembangkan pelajaran tersebut. Ia mencari buah yang pohonnya memiliki kandungan asam tinggi agar dapat menghasilkan tegangan listrik yang besar.
Dia mencoba pada beberapa buah seperti mangga, belimbing dan asam jawa. Namun pohon buah tersebut mudah membusuk ketika dikelupas kulitnya.
Baca Juga
Advertisement
Selama tiga tahun Naufal dengan bantuan ayahnya meneliti berbagai pohon. Akhirnya anak pertama dari tiga bersaudara ini menemukan pohon kedondong pagar. Pohon tersebut dipilih karena ukurannya besar dan mudah tumbuh selain itu juga jika kulitnya dikelupas tidak mudah membusuk.
"Jadi masing-masing dari pohon itu ada keunggulannya, kenapa saya gunakan kedondong pagar karena ini memiliki batang besar dan mudah tumbuhnya. Jika kita buka kulitnya tidak busuk malah menumbuhkan dirinya, recover," papar Naufal yang saat ini sedang beranjak meningkatkan pendidikannya ke Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
Untuk menghasilkan listrik, pohon tersebut dilubangi kemudian dimasukan tembaga dan logam yang telah dibungkus kain dan tisu, agar dapat menyerap asam yang ada di pohon.
Kemudian dari logam tembaga yang dimasukan ke lubang yang ada pada batang pohon, disambungkan dengan kabel untuk menghantarkan listrik yang diubah arusnya menjadi searah (DC), dengan alat pengubah arus (inverter). Setelah itu baru disambungkan dengan perangkat elektronik.
Menurut bocah kelahiran 20 Maret 2002 tersebut, untuk satu lubang di pohon bisa menghasilkan tegangan listrik sebesar 1 volt atau satu lampu hemat energi, sedangkan satu pohon kedodong pagar bisa ada empat lubang. Untuk menciptakan rangkaian listrik dua lampu membutuhkan dana Rp 1,2 juta.
"Jadi kalau mau tambah voltase kita tinggal tambah alatnya sama pohonnya. satu pohon kita bisa ada empat lubang. Itu bisa menghidupkan untuk penerangan 4 pohon 1 lampu jenis hanoks atau lampu hemat energi," jelas Naufal.
Orang Tua Naufal Supriaman akan terus mendorong putra melakukan penelitian untuk menghasilkan karya yang lebih besar.
"Setelah dia berhasil kami terus berikan support berupa materi maupun ide baru. Awalnya ide ini memang dari Naufal sendiri," tutupnya.