Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan bahaya berita bohong atau hoax kepada 1.500 prajurit Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Natuna. Hal ini rupanya dikeluhkan juga oleh para pemimpin dunia.
"Kalau media sosial, di negara mana pun dengan keterbukaan mengalami masalah yang sama semuanya. Ada fake news, ada hoax, berita fitnah, berita bohong dan semua orang banyak yang kena," kata Jokowi, di Tanjung Datuk, Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (19/5/2017).
Advertisement
Jokowi mendengar sendiri keluhan itu saat berkesempatan bertemu dengan para pemimpin negara di dunia di berbagai forum internasional. Tak ubahnya seperti Indonesia, mereka pun mengeluhkan penyebaran berita hoax yang sulit diredam.
"Mereka menyampaikan, Presiden Jokowi, kalau media mainstream, koran, majalah, televisi bisa kita ajak bicara. Tapi kalau media sosial, setiap individu bisa menyampaikan berita benar atau tidak benar, setiap individu bisa membuat blog, situs, bisa ngetweet, facebook, bisa membuat vlog, semua individu bisa," tutur Jokowi.
Karena itu, butuh kerja sama dari semua pihak untuk meredam dampak negatif yang ditimbulkan penyebar hoax ini. Jangan segan memberikan klarifikasi atas berita bohong yang disebar di media sosial oleh pihak tak bertanggung jawab.
"Tugas kita bersama untuk membentengi negara ini dari, kadang-kadang, panasnya suasana, kabar-kabar bohong seperti itu, kabar-kabar fitnah seperti itu," imbuh Jokowi.
Jokowi meminta semua masyarakat termasuk prajurit TNI menyimpan tenaga untuk hal yang positif. Jangan sampai energi justru habis karena saling hujat, menjelekkan, memaki, bahkan menolak.
"Kita hanya terjebak pada hal yang menghabiskan energi. Energi kita habis dan kita tidak mendapatkan apa-apa, kecuali saling curiga di antara kita," ia menambahkan.
Dalam latihan itu, Jokowi ditemani para menteri kabinet kerja, seperti Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi, dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono.