Liputan6.com, Mountain View - Ambisi Google mendominasi seluruh pengguna di dunia dengan sistem operasi Android, dilakukan dengan strategi merambah negara-negara berkembang. Cara yang juga disebut sebagai “The Next Billion Users” tersebut kini dicanangkan sebagai proyek bernama Android Go.
Sekadar informasi, Android Go adalah versi ‘ringan’ dari Android O yang khusus beroperasi pada perangkat Android dengan harga terjangkau. Ia akan hadir sebagai konfigurasi ekosistem dalam sistem operasi Android O. Jadi sebagai catatan, Android Go bukanlah sistem operasi.
Baca Juga
Advertisement
“Android Go adalah penerus dari Android One. Android Go bukan sistem operasi, namun menjadi update (dari Android O) untuk membantu manufaktur membangun ekosistem bagi smartphone Android terjangkau yang spesifikasinya ada di bawah 1GB,” kata Sameer Samat, VP Product Management Android saat ditemui Tekno Liputan6.com dalam sesi wawancara khusus di Googleplex, Mountain View, Amerika Serikat, Kamis (18/5/2017) waktu setempat.
Namun, mengingat spesifiklasi smartphone berjalan dengan Android Go terbatas kemampuannya, semua aplikasi yang diinstal adalah aplikasi ‘lite’, atau memiliki memori yang kecil, ambil contoh seperti YouTube Go, Facebook Lite dan Twitter Lite. Bahkan, browser Chrome di Android Go memiliki fitur Data Saver di mana tetap bisa menge-load banyak laman namun tidak mengonsumsi data secara boros.
Dengan ekosistem yang sebegitu minimalis, tentunya Android Go mengingatkan kita dengan Android One. Hanya, jika Android Go akan hadir dalam smartphone di bawah harga Rp 1 juta, Android One justru masih hadir dalam smartphone yang di lego di kisaran Rp 1 jutaan.
Lantas, jika Android Go nantinya masuk ke negara berkembang seperti Indonesia, apakah ia akan memiliki celah masuk ke kategori smartphone Android terjangkau? Dalam arti, apa memang nanti ada vendor yang tertarik?
Strategi Google agar Android Go sukses
Dilanjutkan Samat, Android Go adalah ekosistem yang nantinya akan hadir di dalam balutan Android O. Jadi, menurutnya konsep ini bisa ‘menjual’ bagi para OEM (Original Equipment Manufacturer).
“Strateginya adalah bekerja dengan beberapa mitra, seperti OEM lokal dan global. Sehingga nantinya, kami menargetkan siapapun bisa menciptakan smartphone baru yang akan hadir dengan Android O, namun terjangkau tapi tetap punya performa tinggi,” ia melanjutkan.
Fitur Android Go yang bisa dimanfaatkan adalah kemudahan pengguna ketika mendapatkan gambaran sebelum melakukan streaming video. Asyiknya lagi, pengguna bahkan bisa mengunduh video saat terhubung via Wi-Fi dan bisa menontonnya secara offline.
Nantinya, smartphone terjangkau yang akan menggunakan Android Go akan hadir dengan Google Play Store edisi ekonomis. Jadi, saat pertama kali membuka Play Store, mereka akan langsung disuguhkan deretan aplikasi irit data yang bisa langsung diinstal di smartphone.
Sayangnya, Samat tidak mengungkap kapan Android Go akan go live. Bisa jadi, Android Go akan meluncur bersamaan dengan versi final Android O dalam waktu dekat.
(Jek/Ysl)
Advertisement